blank
Peserta Muscablub Forki Wonosobo foto bersama dengan Pengprov Forki Jateng usai acara di AN Coffee Pahlawan. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bambang Sugiyanto, dari Perguruan Inkanas, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Cabang Federasi Olah Raga Karate Indonesia (Pengcab Forki) Wonosobo dalam Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscalub) Forki yang digelar di AN Coffee, Pahlawan, Minggu (27/9).

Muscablub Forki yang diikuti 4 perguruan yakni Inkai, Inkanas, Inkado dan Lemkari itu, dihadiri Wakil Ketua Umum II Adam Prabowo dan Humas I Nengah Segara Seni Pengurus Provinsi (Pengprov) Forki Jateng, Ketua Pengcab Inkanas AKP Fannky Ani Sugiharto SIK MSi dan Ketua KONI Wonosobo, Khozin.

Ketua Umum Pengcab Forki Wonosobo yang baru Bambang Sugiyanto mengaku dirinya terpilih secara aklamasi, karena hingga akhir pemilihan hanya ada satu bakal calon. Peserta Muscablub Forki pun bersepakat untuk menetapkan mantan anggota DPRD Wonosobo itu, menjadi Ketua Umum Pengcab Forki setempat untuk periode 4 tahun mendatang.

“Menjadi Ketua Umum dan Pengurus Cabang Forki itu bukan prestise. Tapi merupakan medan perjuangan dan pengadian bagi olah raga karate dan daerah Wonosobo. Butuh kerjasama untuk melahirkan atlet yang beprestasi, menjaga kekompakan pengurus, perguruan, wasit, yuri dan pelatih di dalam Forki,” kata pria yang juga jadi dosen di Unsiq Jateng di Wonosobo itu.

Bagi Bambang, tidak terpilih jadi Pengcab Forki bukan masalah dan tidak perlu berkecil hati. Karena masih bisa berkhikmat di perguruan yang ada sebagai wadah cabang olah raga (Cabor) Karate. Di mana pun tempatnya, asal dengan niat yang tulus dan ikhlas dalam berjuang pasti akan bermanfaat untuk semua.

Organisasi Profesional

blankKetua Pengprov Forki Jateng Bambang Raya Saputra melalui Humas Forki Jateng I Nengah Segara Seni, berpesan organisasi Forki harus dikelola dengan baik. Baik dari sisi manajemen, administrasi, pembinaan atlet, wasit, yuri, pelatih, maupun tata kelola keuangan agar menjadi organisasi yang profesional.

“Jangan sampai ada Pengurus Forki ribet ngurusi pengurus yang lain. Jadi harus lebih fokus ngurusi prestasi altet, wasit dan yuri karate. Pengurus Forki juga harus guyub. Kalau sudah ada di Forki, jaket perguruan karate harus dilepas,” pintanya.

Menurutnya, tata kelola organisasi Forki itu bisa diciptakan jika masing-masing personil tidak hanya memikirkan dirinya sendiri dan perguruan. Orang di organisasi karate itu harus tulus dan ikhlas. Sebab Forki adalah wadah perjuangan dan pengabdian bagi olah raga karate.

Ketua KONI Wonosobo, Khozin menambahkan Pengcab Forki setempat harus tetap solid, kompak dan guyub. Karena dengan modal tersebut pembinaan dan prestasi atlet, wasit, yuri dan pelatih akan berjalan optimal. Prestasi yang pernah dicapai sebelumnya musti dipertahankan dan ditingkatkan.

“Ibarat sebuah rumah, di Forki harus ada yang berfungsi sebagai atap, rangka, dinding, pilar, pondasi dan lantai. Sehingga Forki dapat menjadi rumah yang kokoh dan kuat untuk semua. Jika masing-masing pihak tidak bersatu dan saling mendukung, bangunan Forki bisa ambruk,” cetusnya.

Muharno Zarka-Wahyu