blank
Ketua Komisi 4 DPRD Wonogiri, Sriyono (kiri), disebut-sebut sebagai kandidat calon pengganti Setyo Sukarno di kursi Ketua DPRD Wonogiri.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Sesuai tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Wonogiri, Rabu (23/9), akan menetapkan pasangan calon Bupati-Wakil Bupati.

”Ketika nanti saya telah ditetapkan sebagai pasangan calon, saya mengundurkan diri dari DPRD Wonogiri,” jelas Ketua DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno. Orang pertama di lembaga legislatif Kabupaten Wonogiri ini, menyatakan, akan mematuhi agenda pentahapan pencalonan Bupati-Wakil Bupati Wonogiri Tahun 2020.

Setyo Sukarno, yang selalu sukses terpilih sebagai wakil rayat selama lima periode ini, kini dijagokan sebagai Calon Wakil Bupati Wonogiri, berpasangan dengan Bupati Wonogiri Joko Sutopo. Terkait ini, Setyo Sukarno mundur dari lembaga legislatif Wonogiri.

blank
Ketua DPRD Wonogiri Setyo Sukarno (kanan) dipasangkan dengan Bupati Wonogiri Joko Sutopo, maju ke Pilkada Wonogiri 2020 sebagai duet JOSSS.

Rekor Terlama
Seperti diberitakan, Senin (9), forum rapat paripurna DPRD Wonogiri memberikan penghormatan khusus kepada Setyo Sukarno, terkait dengan pengabdiannya selama lima periode, dan merupakan  rekor terlama anggota DPRD di Wonogiri.

Kata Setyo Sukarno, lima periode itu belum tuntas dijalani, karena sekarang dicalonkan sebagai Wakil Bupati. Sebab, pada periode kelima, baru dia jalani selama setahun. ”Untuk periode yang kelima, saya dilantik 16 Agustus 2019. Jadi baru saya jalani setahun lebih sedikit,” ujarnya.

Politikus Parpol berlambang kepala banteng moncong putih, Setyo Sukarno, selama ini menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan Wonogiri. Tokoh legislator ini, banyak memiliki kesan selama 21 tahun menjalani pengabdian sebagai wakil rakyat. Salah satunya, adalah ketika berhasil memperjuangkan aliran listrik ke dusun terpencil, yakni Dusun Purworejo, Desa Sendang.

blank
Ketua DPRD Wonogiri Setyo Sukarno (tengah) didampingi Kapolres AKBP Christian Tobing (kiri) dan Bupati Joko Sutopo (kanan), saat menyampaikan sambutan pada rapat Tim Gugus penanggulangan Covid-19 Kabupaten Wonogiri.

Dusun Tertinggal
”Disana bermukim 20 keluarga, tapi kondisinya sebagai dusun tertinggal dan jaringan listrik tidak dapat menjangkau sampai ke sana,” ujar Setyo Sukarno. PLN enggan memperluas jaringan ke Purworejo, alasannya rugi karena calon konsumennya minim.

Sebagai wakil rakyat, Setyo Sukarno, berupaya bagaimana warga di dusun terpencil itu mendapatkan fasilitas listrik, layaknya penduduk di desa lainnya. Tahun 2000, melalui bantuan dana APBD Wonogiri Rp 100 juta, berhasil dibangun perluasan sambungan jaringan distribusi listrik ke Dusun Purworejo, dan sejak itu warga di sana dapat menikmati pijar nyala lampu listrik.

Yang membuat saya begitu terkesan, tandas Setyo Sukarno, pasca-listrik dapat masuk ke Dusun Purworejo, warga di sana selalu memilihnya setiap kali ada Pemilu Legislatif. ”Di sana, saya selalu menang,” ujar Setyo Sukarno sembari menambahkan bagaimana pinter-pintere (pandai-pandainya) kita menyikapinya.

blank
Ketua DPRD Wonogiri Setyo Sukarno (membungkuk) menandatangani persetujuan Raperda Perubahan APBD. Ini menjadi peristiwa terakhir Setyo memimpin DPRD Wonogiri.

Calon Pengganti
Kata Setyo Sukarno, PDI Perjuangan Wonogiri merupakan Parpol pemenang Pemilu. Saat ini, telah mempersiapkan calon penggantinya di pucuk pimpinan DPRD Wonogiri. Dari rapat pimpinan, calon penggantinya adalah Sriyono. Sebagai Bendahara DPC PDI Perjuangan Wonogiri, Sriyono, selama ini menjabat Ketua Komisi 4 DPRD Wonogiri.

Untuk siapa tokoh Pengganti Antar Waktu (PAW) guna mengisi satu kursi yang ditinggalkan Setyo Sukarno, itu masih akan dibahas di internal partai. Yang jelas, siapa nanti yang masuk ke DPRD Wonogiri, adalah Caleg dari Dapil 5 Wonogiri. ”Saat ini saya belum dapat menyebutkan namanya, dan saya tidak ingin berandai-andai. Secara normatif, adalah Caleg Dapil 5 yang memiliki suara terbanyak pertama setelah saya,” jelas Setyo Sukarno.

Bambang Pur