blank

BLORA (SUARABARU.ID) – Bupati Blora, Djoko Nugroho, secara terbuka mengakui bahwa Bank Indonesia (BI) dan Bank Jateng, telah banyak membantu mensukseskan pembangunan dan perekonomian di daerahnya melalui traksaksi keuangan nontunai berkualitas.

Bupati Blora menyebut bantuan berkualitas, karena pihaknya berhasil menggunakan kartu nontunai dan transaksi nontunai di lingkup birokrasi kabupaten paling timur di Provinsi Jawa Tengah ini sejak 1 Januari 2018.

“Belanja pegawai, e-retribusi, e-SPBU semua sudah menggunakan kartu, dan kini disempurnakan dengan QRIS yang tanpa kartu, ini luar biasa,” kata mantan Dandim Rembang, Senin (21/9/2020).

Menurut Djoko Nugroho, jika ada daerah yang mendeklarasikan diri sebagai wilayah bebas korupsi, tetapi belum menerapkan aplikasi QRIS dinilainya belum ada apa-apanya.

“Dengan QRIS, transaksi keuangan di Kabupaten Blora makin berkualitas,” kata Bupati Blora  saat  meresmikan (launching) penggunaan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari Bank Indonesia bersama Bank Jateng.

Launching QRIS untuk transaksi pembayaan pajak daerah (PD) dan Pajak Bumi Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) itu, digelar di pendapa rumah dinas bupati.

Transaksi Publik

blank
UANG BARU : Disela-sela launching aplikasi QRIS BI, ASN dan undangan diberi kesempatan tukar uang baru jenis uang pecahan khusus (UPK) Rp 75.000,00 di halaman rumah dinas Bupati Blora. Foto : SB/Ist

Hadir di acara itu, Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, camat dan pejabat perbankan, ditandai dengan penekanan tombol digital di video wall oleh Bupati, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng serta Dirops dan Digital Banking Bank Jateng.

Bupati Djoko Nugroho, mengapresiasi pelaksanaan launching aplikasi QRIS Pajak Daerah dan PBB-P2 di Kabupaten Blora, kerjasama BI, Bank Jateng dan Pemkab Blora, dirangkaikan penukaran uang pecahan khusus (UPK) Rp 75.000,00.

Direktur Operasional dan Digital Banking Bank Jateng, Rahadi Widayanto, menyampaikan pemberlakuan QRIS dalam aktifitas pemerintahan akan berdampak positif pada pola transaksi publik pada masa mendatang.

“QRIS merupakan bentuk transaksi nontunai tanpa kartu, sehingga bisa meminimalisir potensi sampah plastik, dan ramah lingkungan,” jelas Rahadi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Andry Prasmuko, mengapresiasi launching QRIS ini, karena dalam waktu singkat setelah Sekda Blora mengikuti sosialisasi QRIS, ternyata ditindaklanjuti dengan cepat.

“Ini pertama kalinya kami datang ke kabupaten di Jateng untuk launching QRIS, yakni salah stau alternatif pembayaran nontunai,” terang Andry.

Menurutnya Andry, QRIS ini unggul atau universal, karena QRIS bersifat inklusif, digunakan untuk seluruh lapisan masyarakat dan bisa digunakan buat transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri.

“Transaksi berlangsung efisien, karena melalui satu kode QR bisa digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel,” kata Andry Prasmuko.

Sederhananya tujuan adanya QRIS ini, tidak lain agar pembayaran digital jadi lebih mudah bagi masyarakat, dan dapat diawasi oleh regulator dari satu pintu, tandas Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng.

Wahono-Wahyu