blank
Sekretaris Askab PSSI Kudus Syafiq Arrosyid. foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kabupaten Kudus akhirnya mulai buka-bukaan  terkait kisruh anggaran Persiku Kudus. Askab mengaku sebagian besar alokasi dana untuk Persiku tahun 2020 ini sudah habis untuk membayar hutang manajemen 2019 silam.

Sekretaris Askab PSSI Kudus, Syafiq Arrasyid mengungkapkan hutang manajemen lama tersebut menembus angka Rp 780 juta. Hutang tersebut dibayarkan dengan menggunakan alokasi anggaran Persiku di tahun 2020.

“Sudah dibayar, jumlahnya Rp 780 juta,”kata Syafiq, Jumat (18/9).

Dikatakan Syafiq, saat rapat bersama Komisi D DPRD Kudus, Kamis (17/9), dari pihak Askab memang tidak bisa memberi penjelasan terkait penggunaan anggaran yang sudah dikucurkan KONI Kudus sebesar Rp 2 miliar.

Hal ini lebih diakibatkan karena jajaran pengurus Askab kebingungan sekaligus sebagai bentuk protes lantaran harus menanggung beban hutang manajemen Persiku lama.

Akhirnya, sepulang dari audiensi, jajaran pengurus Askab sepakat untuk melaporkan beban hutang manajemen Persiku 2019 dalam pertanggungjawaban anggaran tahun 2020.  Saat ini, laporan penggunaan anggaran tersebut sudah dikirim ke KONI dan Komisi D DPRD Kudus.

“Saat ini laporan penggunaan anggaran sudah kami kirim. Di dalamnya, termasuk penjelasan pembayaran hutang manajemen Persiku 2019,”ujarnya.

Syafiq berharap agar di tahun ini, manajemen Persiku yang dikomandoi Sunarto tidak lagi memberi warisan hutang ke Askab PSSI. Dan semoga kedepan Askab bisa menjalankan amanat UU No 3 Tahun 2005 pasal 71 ayat 1 tentang Pengelolaan Dana keolahragaan Dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas.

“Insyaallah dengan berpedoman pada amanat UU tersebut, tata kelola sepak bola di Kudus akan baik dan sehat,”tandasnya.

Kehabisan Dana

Sementara, disinggung mengenai adanya desakan pencairan dana tambahan bagi Persiku, Syafiq mengatakan untuk saat ini belum bisa dilakukan. Menurutnya, dari total anggaran Rp 2 miliar yang sudah dikucurkan KONI ke Askab PSSI, sebagian besar sudah habis.

“Saat ini hanya tersisa sekitar Rp 198 juta,”ungkapnya.

Menurut Syafiq, sisa anggaran tersebut muncul setelah dikurangi pengeluaran untuk Persiku termin pertama sebesar Rp 400 juta, membayar hutang manajemen lama sebesar Rp 780 juta dan untuk menjalankan program Askab PSSI.

Sedangkan untuk kebutuhan dana Persiku di termin kedua, kata Syafiq,  Askab menunggu pencairan sisa alokasi anggaran sebesar Rp 500 juta yang saat ini masih ada di kas KONI.

“Masih ada dana di KONI sebesar Rp 500 juta yang itu diperuntukkan bagi Persiku,”ujar Syafiq.

Sementara, Manajer Persiku Sunarto mengaku kecewa dengan tidak adanya anggaran yang tersisa di kas Askab. Padahal, saat ini Persiku sangat membutuhkan tambahan anggaran untuk persiapan pembentukan tim.

“Sudah tidak ada anggaran, sementara pembentukan tim masih terus jalan untuk menghadapi kompetisi Liga 3,”tandasnya.

Sunarto bahkan mengancam, jika dalam waktu dekat kucuran dana tambahan tidak segera cair, pihaknya akan membawa seluruh pemain dan official untuk berunjuk rasa menuntut haknya.

Tm-Ab