blank
Tim SAR Gabungan melaksanakan apel pagi untuk melanjutkan pencarian mahasiswi Banyumas yang hilang digulung ombak di Pantai Pedalen, Kecamatan Ayah, Kebumen.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Pencarian oleh Tim SAR Gabungan terhadap mahasiswi asal Desa Pekuncen, Jatilawang, Banyumas, Ika Listiyani (20), yang hilang digulung ombak di Pantai Logending, Kecamatan Ayah, Kebumen, terus diperluas.

Humas Pusdalpops BPBD Kabupaten Kebumen Heru Purwoto kepada Suarabaru.id Minggu (13/9) mengungkapkan, sampai Minggu pagi atau hari kedua masih nihil alias korban laka laut itu belum ditemukan. Dia jelaskan, sampai saat ini pencarian belum bisa melakukan penyisiran laut. Sebab ketinggian ombak belum memungkinkan, lantaran gelombang laut selatan masih mencapai 6 meter.

Menurut Heri, Tim SAR Gabungan melibatkan BPBD Kebumen, Basarnas Cilacap, Tim SAR Lawet Perkasa Ayah, dan Tim SAR Nelayan Jetis Cilacap serta dibantu Polsek Ayah dan Koramil Ayah terus bersiaga dan melanjutkan pencarian.

Setelah melakukan apel di depan Kantor Lanal Pos TNI-AL Logending, Tim SAR Gabungan melanjutkan penyisiran dan pos pantau di  Pantai Pedalen, pemantauan di Pantai Menganti, ke barat sampai Jetis Cilacap.Tim SAR Gabungan itu juga melaksanakan penyebaran informasi ke rukun nelayan  di sepanjang pantai selatan, di daerah perairan Purworejo, Kebumen dan Cilacap.

Komandan SAR Nelayan Lawet Perkas Beja Priyono menyatakan, kendala Tim SAR karena situasi  saat ini sedang gelombang pasang. Ombak tinggi  berkisar 6-8 meter sehingga menyulitkan upaya pencarian lantaran peralatan dan sarana Tim SAR juga terbatas.

Seperti diberitakan, pada Sabtu (12/9) pagi, Ika Listiyani, mahasiswi semester 6 Keperawatan Unversitas Harapan Bangsa Purwokerto itu bersama  Ashar Sodik (26), warga Kroya, Cilacap, bertemu di Sampang. Selanjutnya keduanya berboncengan sepeda motor menuju Pantai  Logending, Kecamatan Ayah, Kebumen.

Sesampai di Pantai Logending sekitar Pukul 09.30 keduanya bermain di pantai. Korban meminta difoto di bibir pantai. Namun tidak menyadari lokasi tempat berfoto itu berbahaya karena sewaktu-waktu bisa diterpa gelombang.  Saat asyik diambil gambarnya, tiba-tiba datang ombak besar. Tubuh korban langsung hilang ditelan ombak. Pencarian segera dilakukan oleh Tim SAR Gabungan.

Komper Wardopo