blank
Manajer Persiku Kudus Sunarto didamping Sekretaris Didik Kahar saat menyampaikan sanggahannya kepada Sekretaris Askab PSSI Kudus Syafiq Arrosyid. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Meski kompetisi Liga 3 belum bergulir, namun silang pendapat cukup tajam terjadi antara Askab PSSI Kudus dan Manajemen Persiku Kudus. Konflik tersebut mencuat terkait proses kucuran anggaran Askab PSSI kepada manajemen tim berjuluk Macan Muria.

Hal tersebut terungkap dalam press conference yang digelar Askab PSSI di kantor KONI Kudus, Jumat (11/9). Dalam kesempatan tersebut, ternyata persoalan pencairan anggaran dari Askab PSSI ke manajemen Persiku masih menjadi ganjalan antara kedua pihak.

Sekretaris Askab PSSI Kudus, Syafiq Arrosyid mengungkapkan, Askab sudah jauh hari mengucurkan anggaran Rp 400 juta ke Persiku untuk persiapan pembentukan tim. Namun, saat ini manajemen kembali mengajukan pencairan dana lagi.

“Atas hal tersebut, Askab bersama KONI siap mencairkan dana tambahan lagi asalkan manajemen melaporkan penggunaan dana Rp 400 juta yang cair sebelumnya, dan mengajukan RAB untuk pencairan tahap berikutnya,”kata Syafiq.

Syafiq mengatakan pihaknya tak bermaksud menghalang-halangi pencairan dana Persiku Kudus. Hanya saja, pihaknya ingin lebih sistematis lagi dalam penggelontoran anggaran bagi Macan Muria.

Apalagi, di masa pandemi seperti ini, pelaksanaan kompetisi juga belum jelas kapan dimulai. Sehingga, pencairan dana harus dilakukan dengan hati-hati.  Pihaknya pun berharap managemen tidak tergesa-gesa dalam mengambil langkah ke depannya.

“Memang ada info jika 1 November kick off, namun format protokol kesehatan untuk liga 1 dan 2 saja belum ditentukan ditentukan. Jadi, kami juga minta manajemen untuk tidak tergesa-gesa dalam menggunakan anggaran yang ada,” jelas dia.

Tak Ada Titik Temu

Sementara, pernyataan Askab tersebut langsung mendapat bantahan dari  Manajer Persiku Sunarto yang juga hadir dalam kesempatan tersebut. Sunarto bersikeras agar Askab segera mencairkan tambahan anggaran untuk Persiku termin kedua yang diajukan sebesar Rp 600 juta.

Pasalnya, kata Sunarto, manajemen membutuhkan kucuran dana segar untuk operasional tim, mengingat dana Rp 400 juta yang dikucurkan sebelumnya sudah hampir habis.

“Saat ini tersisa Rp 50 juta. Jadi, manajemen sangat membutuhkan tambahan anggaran lagi, apalagi tim sudah mulai terbentuk ,”ujarnya.

Sedangkan terkait syarat yang diminta Askab berupa laporan penggunaan dana dan RAB untuk pengajuan dana berikutnya, Sunarto menyanggupinya asalkan Askab juga tranparan dalam persoalan anggaran.

“Kami juga meminta jaminan dari Askab soal alokasi dana untuk Persiku. Askab harus transparan soal ketersediaan dana,” ucap Sunarto.

Sebab, kata Sunarto, sesuai perencanaan anggaran, Askab PSSI Kudus mendapatkan jatah anggaran dari KONI sebesar Rp 2,5 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 2 miliar diantaranya akan dikucurkan untuk Persiku dengan perincian Rp 1,7 miliar untuk tim senior dan Rp 300 juta untuk junior.

“Saya tahu KONI sudah dua kali mengucurkan anggaran untuk Askab PSSI sebanyak Rp 1,5 miliar dan Rp 500 juta. Jadi totalnya Rp 2 miliar. Tapi yang dicairkan untuk Persiku baru Rp 400 juta,”tandasnya.

Meski berdebat cukup lama di hadapan awak media, namun tidak ada titik temu antara manajemen Persiku Kudus dan Askab PSSI Kudus‎. Bahkan, Sunarto mengancam akan mengembalikan Persiku ke publik jika anggaran untuk timnya tak segera dikucurkan.

“Bagaimanapun juga, manajemen harus menyampaikan ini ke publik karena Persiku milik warga Kudus. Kami dari manajemen juga harus mempertanggungjawabkan rencana anggaran sebesar Rp 1,7 miliar yang akan dikucurkan untuk Persiku,”tandasnya.

Tm-Ab