blank
Kantor Perusda Vitagraff Kota Magelang, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Kepala organisasi perangkat daerah (OPD)  dan seluruh unsur pimpinan di  Pemkot Magelang termasuk jajaran BUMD, MKKS dan sekolah-sekolah diminta memanfaatkan Vita Grafika (Vitagraff), agar perusahaan ini bisa hidup dan sehat lagi.

Permintaan itu disampaikan Wali Kota Sigit Widyonindito, Jumat (11/8). Tujuannya, supaya perusahaan daerah milik pemkot di bidang percetakan bisa eksis kembali. Seperti diketahui BUMD itu sejak tahun 2018 terus merugi.

Sigit juga  mengapresiasi pimpinan Vitagraff saat ini, Redy Setyawan, yang membuat terobosan baru dalam rangka mengembangkan usahanya. Ini tidak lain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara luas.

‘’Saya apresiasi buka jam kerja Vitagraff lebih pagi sampai sore, dan Sabtu juga tetap buka. Seluruh jajaran saya di Pemkot Magelang memanfaatkan Vitagraff, supaya perusahaan ini eksis lagi, sehat lagi,’’ harapnya.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Vitagraff Kota Magelang, Redy Setyawan menerangkan, pihaknya  optimistis bisa bangkit setelah terpuruk dan rugi hingga ratusan juta rupiah. Perusahaan percetakan ini pun membuat gebrakan memberlakukan program kerja yang profesional.

Dia yang menjabat sejak 31 Juli 2020 mulai memperbaiki perusahaan tersebut, dan menerapkan motto ‘nol persen salah dan terlambat’.

Jam kerjanya juga layaknya perusahaan swasta yang profesional. Per 1 September, hari Sabtu tetap buka sama seperti hari Jumat, yakni jam 07.30 sampai 15.00 WIB.

‘’Jam kerja karyawan kita sesuaikan dengan aturan dari Disnaker, yakni per minggu 42 jam. Dengan motto nol persen salah dan terlambat, setidaknya selama satu bulan sejak saya menjabat tidak ada kesalahan dan keterlambatan itu,’’ ujarnya.

Pengoptimalan hari kerja ini, lanjutnya, sebagai langkah dalam meningkatkan kinerja karyawan dan pelayanan kepada konsumen. Meskipun mayoritas pelanggannya datang dari institusi pemerintah, seperti dinas atau OPD, tapi pelayanan tetap menjadi yang utama.

Menurutnya, 20 orang karyawan Vitagraff  mayoritas sudah berumur. Infrastruktur mesin cetak juga mayoritas sudah berumur. Tapi, Redy mengaku masih bisa memaksimalkan SDM dan mesin yang ada untuk memberikan pelayanan terbaik.

‘’Kami punya mesin 7 buah, tapi hanya satu mesin yang bisa dipakai. Kita maksimalkan SDM dan mesin yang ada untuk pelayanan terbaik,’’ ungkapnya.

Perusda Vitagraff merugi  sejak tahun 2018 sekitar Rp 215 juta. Dirinya memiliki tugas berat untuk melunasi hutang tersebut dengan tenggat waktu hingga akhir tahun 2020.

‘’Sekitar lima bulan ini saya harus melunasi hutang itu ke pemerintah. Berat memang, tapi saya optimis bisa. Tugas lain yang tak kalah berat mengembalikan kepercayaan pemerintah kepada Perumda ini,’’ ungkapnya.

Kepercayaan yang rendah dari konsumen, disebabkan seringnya terjadi kesalahan dan keterlambatan. Hal ini sangat berpengaruh pada kepercayaan konsumen, sehingga pesanan pekerjaan berkurang.

Penulis  : pro/kotamgl

Editor    : Doddy Ardjono