blank
Ilustrasi

blank

BULAN Mei tahun 1999 saya mempertemukan peneliti dengan ahli penyembuh sakit jiwa tradisional. Peneliti itu punya banyak profesi, penulis, dosen, dan psikiater. Saat keduanya berdiskusi, ada beberapa hal yang disepakati. Misalnya, cara mendeteksi gejala jiwa saat dan pasca tindakan.

Yang membedakan adalah istilah atau bahasanya. Menurut  medis, gangguan jiwa itu banyak jenisnya, misalnya skizofrenia. Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh interaksi antara tekanan psikologis, sosial permasalahan biologis seperti gangguan fungsi otak.

Kedua praktisi itu sepakat, “air dan rapi” sebagai deteksi awal. Secara ilmiah, gejala gangguan jiwa diawali hilangnya kesadaran terhadap kebersihan dan kerapian dan itu ditandai : malas mandi dan nyaman walau pada ruangan yang acak-acakan.

Menurut ahli jiwa tradisional, orang sakit jiwa itu karena dirasuk jin atau setan. Keduanya dari unsur api, karena itu penderita gangguan jiwa pada umumnya takut air. Karena itu, untuk memadamkan unsur api,  mereka sering dimandikan, kungkum pada pagi dan malam hari.

Tanda Sakit Jiwa

Peneliti yang juga seorang psikiater itu juga menceritakan salah satu jenis gangguan jiwa yang sering dia tangani, secara umum memiliki gejala :

  1. Jorok & Dekil, yaitu malas mandi dan rapi-rapi, dia merasa nyaman berada pada ruang yang berantakan, jorok dan bau. Ini termasuk gejala awal dari tanda-tanda gangguan jiwa.
  2. Isolasi Diri, yaitu kecenderungan lebih suka menyendiri, dan ketika mereka ditemani  justru merasa terganggu atau tidak nyaman.
  3. Perilaku Asosial, memiliki kecenderungan melakukan perbuatan  “nganeh-anehi” atau hal yang tidak lazim dilakukan masyarakat.
  4. Fungsi Peran Berkurang, yaitu tidak produktif. Misalnya, jika pelajar sudah malas belajar dan ke sekolah, pegawai suka membolos, petani malas ke sawah, seniman malas berkarya, dsb.
  5. Bicaranya kacau, jika diajak bicara memberi jawaban yang tidak ada kaitan apa yang ditanyakan. Misalnya, saat dia berjalan dan ditanya dari mana? Dia jawab, “Saya sudah sarapan” atau “Disana ada perang.”
  6. Ide kebesaran. Yaitu sering berkhayal disertai ide-idenya yang tidak lazim. Misalnya, mereka yang dari kalangan “spiritual” meyakini adanya harta karun yang nanti bisa menyejahterakan keluarga dan  pengikutnya, mengaku sebagai “nabi” atau raja, Dsb.
  7. Emosi tak sesuai dengan yang dibicarakan. Misalnya, dia berkisah tentang keluarga yang meninggal, namun saat bercerita itu sambil tersenyum dan tertawa.
  8. Waham atau disebut keyakinan palsu” yaitu meyakini sesuatu yang tidak ada itu diyakini ada, dan keyakinan itu tidak bisa dibelokkan  orang lain. Misalnya, meyakini dalam rumahnya tersimpan harta karun. Namun jika dia sadar jika dirinya itu berbohong, berarti dia masih waras!
blank
Ilustrasi

Pintu Masuk Setan

Walau secara umum tanda-tanda itu disepakati penyembuh jiwa  tradisional, kesimpulan penyebab gangguan  jiwa yang 80 persen karena faktor  pikiran itu perlu dikaji ulang. Boleh jadi itu benar pada kalangan masyarakat tertentu saja.

Menurutnya, penyebab sakit jiwa ada faktor di luar jangkauan medis, yaitu faktor gangguan makhluk halus dan sihir. Disebutkan, sihir  menyerang pikiran hingga target berperilaku tidak normal,  menurunnya kemampuan berpikir,  meningkatnya emosi, dsb. Dan saat pikirannya mulai terganggu, fisik pun ikut terganggu pula.

Tapa Lelana

Sesi akhir diskusi, dua ahli jiwa itu menemui pasien. Tuan rumah memperlihatkan kedekatan dengan pasiennya. Tanpa disuruh, pasien itu memijat kakinya, dan yang disuruh itu melakukan dengan senang. Padahal, awal kali datang, mereka sering menangis dan murung.

Ahli jiwa tradisional itu mengisahkan, oleh gurunya, dulu dia disuruh “tapa lelana” berjalan menyusuri jalan raya tanpa bekal, dan tidak boleh meminta – minta. Dan proses dia jadi penyembuh itu juga tak sengaja. Berawal  saat  ada orang sakit jiwa mengamuk dan  akan membakar rumah dan saat mau diamankan polisi, dia mengancam akan bunuh diri.

Spontan dia mendekati orang kalap itu sambil menggerakkan dua jari layaknya memanggil ayam. Dia  yang semula kalap itu mendekat lalu tidur di pangkuannya. Sejak peristiwa itu, dia sering diminta mengobati warga yang terkena gangguan jiwa.

Dalam perjalanan pulang, saya bertanya pada psikiater tentang power  penyembuh yang barusan kita datangi dan dijawab, ”Beliau memiliki ketenangan yang luar biasa hingga orang yang berada di dekatnya merasa nyaman. Kalau saya, powernya ada di obat. Pasien walau saat di rumah mengaku raja atau ratu dari laut mana, jika sudah disuntik, ya tenang,” tuturnya.

Bahkan di RSJ  ada pasien yang sengaja keluar masuk, alasannya disitu banyak temannya, dan juga ada perawat dokter yang merawatnya.

Masruri, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan, Cluwak, Pati.