blank

Semarang, Unissula mengadakan konferensi internasional Islamic Civilization secara daring dengan menghadirkan Wakil Presiden RI Prof Dr Ma’ruf Amin sebagai pembicara kunci pada Kamis (27/8). Tema besar konferensi yang dibahas adalah perspektif Islam tentang pembangunan berkelanjutan dan peran ekonomi Islam terhadap keuangan global di millennium ke III.

Ma’ruf Amin menyatakan tema tersebut sangat relevan dengan pertanyaan mendasar bahwa dalam pembangunan modern yang tengah berlangsung saat ini yaitu keberlanjutan serta tantangan agar dapat mewariskan sumber daya yang optimal bagi generasi dunia berikutnya.

Praktif kegiatan ekonomi yang demikian progresif dewasa ini cenderung mendapatkan kritik keras dari berbagai kalangan. Banyak yang berpandangan praktik ekonomi yang dilakukan cenderung ekploitatif baik kepada manusia maupun lingkungan.

Akibat praktik ekonomi yang berorientasi pada keuntungan banyak pelaku ekonomi yang membanyar gaji di bawah standar, mempekerjakan anak anak dan perempuan tanpa memperhatikan sisi keselamatan secara layak, mengekploitasi sumber daya alam berlebihan, praktik pertambangan yang tak ramah lingkungan dan liannya.

“Oleh karenanya sangat penting mengarahkan pola pembangunan yang berkelanjutan sustainable development goals (SDGs)”, ungkap Ma’ruf Amin.

Masih menurut Ma’ruf Amin, berdasarkan SDGs indeks tahun 2020 Indonesia mengalami berbagai peningkatan namun demikian masih dibutuhkan penguatan pencapaianya karena posisi Indonesia yang berada peringkat 101 masih tertinggal dari negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina 99, Malaysia 60, dan Thailand 41.

Ia juga menekankan pentingnya SDGs yang sesuai dengan maqosid syariah “Konsep keberlanjutan saat ini terus didorong agar sejalan dengan konsep the TPs of the triple bottom line yakni people (manusia), planet (bumi) dan profit (keuntungan). Konsep ini sejalan dengan konsep maqosid syariah yang mendorong kita menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga nasab, dan menjaga harta”, ungkapnya.

Lebih lanjut Ma’ruf sangat optimis bahwa praktik ekonomi syariah yang dewasa ini terus berkembang di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia dapat menjadi salah satu penopang konsep pembangunan berkelanjutan. “Saya meyakini penerapan ekonomi syariah semakin hari semakin relevan apalagi jika dikaitkan dengan ekonomi keberlanjutan”, pungkasnya.

Konferensi yang dibuka oleh rektor Drs Bedjo Santoso MT PhD tersebut juga menghadirkan berbagai narasumber internasional antara lain Prof Moncef Ben Abdel Jelil (University of Sousse Tunisia), Dr Buerhan Saiti (Istanbul Sabahattin Zaim Turky), Dr Yaser Allakham (Belgorod State Technological University Rusia), Dr Miftah Rohim (Universitas Hasyim Asyhari), Drs Himawan Bayu Patriadi MA PhD (Universitas Negeri Jember), Dr Ahmad Faosiy Ogunbado (Unissa Brunei Darussalam), dan Prijono (Bank Indonesia). (suarabaru.id)