blank
Wakil Ketua Bidang Akademik STAIMAS Wonogiri, Indra Setiawan (kiri), ikut menjadi saksi pada acara serah terima Presiden BEM Staimas.
WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri, didorong dapat menjadi agent of change. Yakni agen perubahan di lingkup kampus, masyarakat, mapun menjadi agen perubahan di tingkat yang lebih luas lagi.

Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STAIMAS Wonogiri, Sugiyanto SE, MSi, Minggu (23/8), pada acara serah terima Presiden BEM STAIMAS Wonogiri. Serah terima berlangsung dari M Rifky Ariyo Suseno yang telah menjabat pada periode 2017-2020, kepada penggantinya Syihabuddin Achmad sebagai Presiden BEM untuk periode 2020-2022.

Lebih jauh Sugiyanto, menyatakan, mahasiswa memberikan kontribusi besar pada sejarah bangsa. Dicontohkan, sebagaimana itu dilakukan oleh Soe Hok Gie, mahasiswa keturunan Tionghoa yang menjadi aktivis di Universitas Indonesia (UI). Yang melakukan pembelaan-pembelaan terhadap kaum marginal.

Pembawa Perubahan
Kata Sugiyanto, roh kampus itu terletak pada mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan predikat sebagai agent of change, manakala mampu melakukan action pembawa perubahan. Ketika eksistensi mahasiswa bagus maka akan membawa dampak yang bagus pula.

Berkaitan ini, Sugiyanto, berharap kepada BEM STAIMAS Wonogiri yang baru, nantinya mampu menjadi roh kampus yang membawakan suasana yang baru. ”Mari kita awali dari hal-hal yang kecil,” papar Sugiyanto.

Wakil Ketua I Bidang Akademik STAIMAS Wonogiri, Indra Setiawan SE, MM, mengatakan, pergantian pengurus BEM STAIMAS merupakan bagian dari sejarah. ”Saya sangat gembira bawa nama baik STAIMAS. Amanat yang benar-benar luar biasa. Bangga dengan almamater. Progja yang sudah terlaksana, lanjutkan dan tingkatkan. Harus ada peningkatan,” kata Indra.
blank
Presiden BEM STAIMAS Wonogiri diserahterimakan dari M Rifky Ariyo Suseno (kiri) kepada Syihabudidin Achmaad (kanan).

 

Kreatif Inovatif

Selain lewat BEM, untuk menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan yang kreatif dan inovatif, dapat melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sugiyanto, menyebutkan, ada tujuh UKM yang saat ini bisa menjadi wadah mahasiswa untuk lebih berkembang.
Ketujuh itu terdiri atas UKM Seni, Literasi, Olahraga, Bahasa, Mapala, Kewirausahaan dan UKM Dakwah.

Ketua UKM Literasi, Heru Wiguno, berharap, melalui UKM Literasi bisa menjadikan mahasiswa sebagai sosok muslimin yang kompeten di teknologi informasi. ”Bisa melek literasi digital,” imbuhnya.

Beberapa rencana program UKM Literasi, diantaranya membuat grup atau kelompok membaca (group reading), pelatihan menulis, membuat buletin atau majalah, screening film dan lomba-lomba karya tulis.


Bambang Pur