blank

SEMARANG – Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unissula mengadakan diskusi ilmiah nasional via daring mengenai perkembangan UMKM dari perspektif riset, acc dan perbankan pada (8/8). Tampil sebagai narasumber Dr Zaenal Alim Adiwijaya SE MSi Akt CA (Dosen Akuntansi Unissula), Iwan Budiyono SE MSi Akt CA (Alumni Akuntansi Unissula, Dosen Polines) dan Nanung Meru Karana SE (Bank Jateng Syariah).

Menurut Zaenal perguruan tinggi harus mendorong lulusannya menjadi entrepreneur. Terlebih entrepreneur muslim harus mempunyai visi mensejahterakan umat baik di dunia maupun akhirat. Sementara itu Iwan Budiyono memaparkan permasalahan entrepreneur di lingkup UMKM seperti sumber daya manusia yang belum kompeten, belum ada pemisahan kekayaan dengan kebutuhan harian pemilik usaha, dan permasalahan perpajakan. Kendala lainnya tidak tahu akses permodalan dari lembaga keuangan.

Lebih lanjut Iwan menyebutkan UMKM merupakan ujung tombak karena banyak mahasiswa menjadi pelaku di sektor tersebut. Ia memberikan masukan agar perguruan tinggi lebih banyak mengadakan program pengabdian yang mendampingi UMKM. Setiap perguruan tinggi wajib mempunyai laboratorium teaching industry UMKM sebagai bank data guna pendampingan bahkan dapat menjadi pusat research UMKM.

Supaya UMKM dapat menyusun laporan keuangan maka penting menyiapkan dan mengumpulkan bukti-bukti transaksi, memisahkan, dan mencatat bukti tersebut. “Kalau UMKM tidak ada dokumentasi atas usahanya, biasanya usaha tersebut tidak berjalan lama dan banyak kendala”, ungkap Iwan Budiyono.

Sementara itu Nanung Meru Karana menyampaikan pihak bank telah melaksanakan peraturan OJK nomor 11 tahun 2020, tentang stimulus ekonomi yang diakibatkan adanya pandemik Covid-19. Salah satu stimulusnya pihak perbankan melakukan restrukturisasi kredit kepada para debitur termasuk pelaku UMKM.

Dalam diskusi tersebut disimpulkan untuk meningkatkan kualitas keuangan dan akuntabilitas UMKM diperlukan kolaborasi antara perguruan tinggi, konsultan, dinas pemerintahan terkait dan perbankan.