blank
Para santri dan siswa Podok Pesantren Al Isiqomah Desa Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, tiap pagi mengikuti senam di kompleks lembaga pendidikan tersebut.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Mengelola sekitar 1.400 an santri di masa pendemi  Covid-19 tentu bukan hal mudah. Namun Pondok Pesantren Al  Istiqomah Desa Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, di Kebumen selatan ini memiiki kiat tersendiri.

Pesantren yang termasuk cukup tua, berdiri sejak 1936 dan mengalami pasang surut itu saat ini diasuh oleh KH Amien Rosyid,  termasuk generasi  kedua dan ketiga. Sejak 1999 memiliki Yayasan Pendidikan Al Istiqomah Guna Karya (Yapika) yang mengelola Madrasah Aliyah. Padas 1982 telah mendirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) modern.

Kini mempunyai Madrasah Diniyah unggulan dan bersertifikat. Apalagi pendiri, pengasuh  dan pengelolanya memiiki tradisi pernah menimba ilmu di Arab dan Mesir. Bahkan saat ini mengelola lembaga pendidikan Raudltul Atfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), MTs, dan MA Yapika serta memiliki radio sebagai media dakwah dan belajar para santri siswa.

Pembelajaran awal tahun ini dilakukan secara bertahap. Melalui masa karantina dalam beberapa gelombang. Setiap pagi para santri dan siswa diwajibkan senam bersama. Senam pagi sehabis Salat Subuh dan sebelum sarapan pagi dilakukam di kompleks pesantren, dengan gerakan SKJ maupun gerakan ringan yang jenaka agar santri tidak bosan dan dalam suasana rileks.

blank
KH Ali Muin Amnur Lc, pengasuh Pesantren Al Istiqomah dan Kepala MA Yapika, Tanjungsari, Petanahan, Kebumen. (Foto:SB/Ist)

Menurut penjelasan KH Ali Muin Amnur Lc MPdi yang  juga anak sulung KH Amien Rosyid sebagai Pengasuh Pondok Pesantren  Al Istiqomah, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan. Pembelajaran di masa pandemi pada awal masuk melalui tahap karantina per gelombang. Gelombang satu ada 200 santri karantina selama 14 hari.

Selama karantina protokol kesehatan diterapkan dengan selalu mencuci tangan dan mengenakan masker yang dibagikan ke semua santri gratis.”Alhamdulillah angkatan pertama sudah terlewati dan aman. Sekarang mulai tahap kedua dengan menggunakan gedung madrasah sebagai tempat karantinam,”jelas lelaki alumni Mesir yang menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Yapika tu.

Dia terangkan, setelah Shalat Subuh, kegiatan santri dan siswa diteruskan mengaji bersama, kemudian senam pagi sampai semua berkeringat agar tubuh santri dan siswa terkena sinar matahari. Senam pagi itu setiap pagi.Tentu di samping SKJ, dipadu dengan senam ringan yang membuat mereka enjoi dan gerakan menyenangkan plus lucu.  Makan pagi acara berikutnya disusul Shalat Dhuha.

blank
Para santri siswa Yayasaan Pendidikan Ali Istiqomah Guna Karya (Yapika) Desa Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, bersiap mengikuti enam pagi. (Foto;SB/Ist)

Ali Muin menyatakan, untuk sementara yang masih karantina dalam mengaji menerapkan sistem bandongan. Sedangkana metode shorogan bagi yang telah karantina. Para kiai dan guru selalu memberi motivasi dan spirit agar imun tubuh santri tetep terjaga dan kuat.

Pihaknya mengakui, para santri tetap bersemangat meski dalam situasi pandemi seraya terus berdoa dan berharap semoga keadaan menjadi normal. Mereka senang lantaran selalu diingatkan untuk menjaga kebersihan “Mereka meminta ortu atau wali santri supaya tetap tabah dan menjaga kesehatan di rumah. Kadang kami juga trenyuh tapi inilah konskeuensi mengaji dan menimba ilmu di pesantren,”tegas ulama yang juga mengajar di IAINU Kebumen itu.

Sedangkan bagi santri baru di Pondak Pesantren Al Istiqomah, seperti biasa, perlu proses adaptasi. Sebagian besar mengaku nyaman karena kegiatan banyak yang menyenangkan. Ada olah raga futsal, bermain bola, siaran radio dakwah hingga bermain layang-layang, yaitu setelah Duhur sampai Ashar. Santri pun boleh menonton televisi. Namun waktunya diatur hanya di saat istirahat.

Menurut Ali Muin, para pengasuh, kiai dan guru selalu berpesan kepada para santri agar tetap semangat danselalu  menjaga kesehatan. Jangan sampai masa pandemi santri tidak punya prestasi.  Jangan karena masa corona tidak berbuat apa-apa.

”Kami juga memotivasi  santri dan siswa. Mari kita terapkan pola hidup sehat seraya berdoa semoga  kita menjadi lebih baik setelah masa pandemi. Setiap peristiwa dan masa pasti ada hikmahnya,”ujar Kiai Ali Muin yang setiap pagi rajin memberi tausiyah melalui radio dan grup Whatsapp itu.

Komper Wardopo