blank
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie. Foto: Antara

BANJARNEGARA (SUARABARU.ID) – Puncak musim kemarau, Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara mengingatkan masyarakat di wilayah setempat untuk mewaspadai kekeringan pada puncak musim kemarau bulan Agustus ini.

“Waspadai krisis air bersih dan kebakaran lahan terutama di wilayah yang rawan terjadi krisis air bersih,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis (6/8/2020).

Setyoadhie menjelaskan selain wilayah Banjarnegara, imbauan serupa juga disampaikan bagi wilayah kabupaten sekitar seperti Banyumas, Purbalingga dan Kebumen.

“Sebagian wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim kemarau. Untuk itu waspadai kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan, kebakaran hujan dan lahan serta ketersediaan air bersih,” tambahnya.

BACA JUGA: 250 Mahasiswa IAINU Kebumen Jalani KKN Mandiri Virtual di Desanya

Ia juga menambahkan, berdasarkan analisa curah hujan dasarian pertama bulan Agustus 2020 di wilayah Banjarnegara dan kabupaten sekitarnya diprakirakan terjadi hujan dengan kriteria rendah yakni 0 – 20 milimeter per dasarian.

“Dasarian ketiga bulan Juli 2020 Banjarnegara umumnya akan mengalami hujan dengan tingkat curah 0 – 50 milimeter per dasarian,” terangnya.

Tak hanya hujan dengan curah sedang, pada dasarian ketiga bulan Juli 2020 wilayah Banjarnegara juga akan mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria menengah yaitu 11 – 20 hari. Hingga kini, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi kepada para pemangku kebijakan mengenai tren kondisi cuaca terkini.

“Selain itu kami juga terus menyebarluaskan informasi kepada seluruh masyarakat yang ada di wilayah setempat,” ungkapnya.

Mitigasi Bencana
Sebelumnya, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Dr. Indra Permanajati mengingatkan, perlunya menyiapkan mitigasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau guna mencegah krisis air bersih.

“Menjelang puncak kemarau, perlu menyiapkan langkah-langkah penanganan terkait kemungkinan terjadinya bencana kekeringan dan krisis air bersih,” ungkap Indra.

Sedangkan, Anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia menjelaskan bencana kekeringan selalu akan terjadi di musim kemarau, terutama di daerah-daerah yang sulit mendapatkan cadangan air.

“Baik itu air permukaan ataupun air tanah namun daerah-daerah ini perlu mendapatkan perhatian terkait bencana kekeringan yang bisa terjadi,” pungkasnya.

Ant/Naf