blank
Eko Yunianto (Kepala Kantor OJK Surakarta). Foto: antara

SOLO (SUARABARU.ID)– Catatan dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta menyebutkan, adanya kenaikan angka kredit di Solo Raya, sehingga berdampak pada lesunya perekonomian.

”Dari sisi kredit yang diberikan oleh bank umum kepada debitur, masih tumbuh positif walaupun kecil, yaitu sebesar 2,86 persen secara year on year,” kata Kepala Kantor OJK Surakarta, Eko Yunianto di Solo, Selasa (4/8/2020).

OJK mencatat kredit yang disalurkan per bulan Juni 2020 sebesar Rp 81,8 triliun, atau naik jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 79,55 triliun.

BACA JUGA : UNS Terima Hibah Bus dari BNI

Sedangkan dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), juga mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan DPK ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada kredit.

”Untuk DPK per bulan Juni 2020 sebesar Rp 75,27 triliun atau meningkat sebesar 6,51 persen jika dibandingkan bulan Juni 2019,” ujarnya.

Selanjutnya, dari sisi Non Performing Loan (NPL), baik itu kategori kualitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet, masih berada di dua digit, yaitu 10,58 persen. Angka ini masih terus meningkat, salah satu penyebab kenaikan itu adanya satu perusahaan di Solo Raya yang menjadi debitur saat ini, masih kesulitan keuangan.

Industri pengolahan
”Pada Mei 2020, NPL 10,54 persen. Jika dibandingkan sebelum pandemi atau per bulan Desember 2019, NPL 9,08 persen. Sedangkan dibandingkan Juni 2019 NPL masih 2,27 persen,” imbuh dia.

Sementara itu, berdasarkan sektor ekonomi yang mendominasi pada pembiayaan yang disalurkan pada bank umum yaitu, industri pengolahan. Dia mengungkapkan, hingga Juni 2020 kredit di sektor itu sebesar Rp 24,29 triliun.

Selanjutnya, diikuti perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 23,52 triliun dan kredit di sektor rumah tangga, dengan oustanding kredit Rp 11,23 triliun.

Ant-Riyan