blank
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji MSi, menunjukkan buku 'Kiai Muslih Mranggen, Sang Penggerak & Panutan Sejati'. Foto: dok/ist

DEMAK (SUARABARU.ID)– Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Darodji MSi mengatakan, KH Muslih Abdurrahman Mranggen sangat besar jasanya dalam perjalanan sejarah kebangsaan Indonesia.

”Kiai Muslih tidak sekadar mengasuh santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah saja. Dalam rangka mendidik dan mengkader alim ulama, beliau juga menunjukkan kecintaannya kepada negara dan bangsanya, dengan terjun langsung menjadi pasukan Hizbullah. Bahkan dengan doa dan ilmunya, Kiai Muslih ikut menumpas gerombolan G 30S/PKI di wilayah Mranggen dan sekitarnya,” kata Kiai Darodji.

Dia mengatakan hal itu, saat peluncuran buku ‘Kiai Muslih Mranggen, Sang Penggerak & Panutan Sejati’ di Masjid An-Nur, Pondok Pesantren Futuhiyyah, Suburan, Mranggen, Demak, kemarin.

BACA JUGA : Pangdam IV/Diponegoro Pastikan Yonif Raider 400/BR Siap Berangkat Tugas

Acara itu juga dibarengkan dengan Haul ke-80 KH Abdurrahman bin Qasidil Haq (Mbah Dur), ayah kandung Kiai Muslih Abdurrahman.

Ketua Yayasan Futuhiyyah KH Ahmad Said Lafif Hakim menjelaskan, haul Mbah Dur yang biasanya digelar awal Dzulhijjah, dilaksanakan secara sederhana karena pandemi covid-19.

”Kami tidak mengundang jamaah muridin-muridat pengajian tarekat Senin dan Kamis, tetapi hanya menghadirkan para guru madrasah di lingkungan Futuhiyyah,” kata cucu Kiai Muslih Abdurrahman itu.

Selain Kiai Darodji, terlihat hadir Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubedulloh Shodaqoh, Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail Lc, Ketua PWNU KHM Muzamil, Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq MAg.

Selain itu hadir pula Ketua Alumni Futuhiyyah Prof Dr Muhibbin Noor MAg, Rektor Unwahas Prof Dr Mahmutarom SH, Wakil Rektor Unnes, Wakil Rektor Unissula dan para kiai dari Demak dan Semarang.

blank
Kegiatan peluncuran buku ini juga dibarengkan dengan Haul ke-80 KH Abdurrahman bin Qasidil Haq, di Masjid An-Nur, Ponpes Futuhiyyah, Suburan, Mranggen, Demak. Foto: dok/ist

Menahan Marah
Kiai Darodji juga mengomentari foto Kiai Muslih yang menjadi cover utama buku itu, seraya menyatakan, wajah seperti ini seperti ajaran Rasulullah, orang yang bisa menahan marah kepada orang lain.

”Ini seperti orang yang bisa menahan amarah, dan mudah memaafkan kesalahan orang lain,” kata Darodji lagi.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah KH Muhammad Hanif Muslih Lc mengungkapkan, buku ini berisi perjalanan hidup Kiai Muslih, yang dikerjakan selama dua bulan oleh tim yang dipimpin Agus Fathuddin Yusuf, wartawan senior di Harian Suara Merdeka.

”Saya menyampaikan terima kasih kepada tim penulis yang merampungkan buku ini secara cepat,” tuturnya.

Testimoni
Buku setebal 430 halaman itu terdiri tujuh bab. ‘’Perjalanan Kiai Muslih dari kecil, remaja, dewasa hingga menikah, riwayat pendidikan, gagasan dan pemikiran serta testimoni dari keluarga, santri, alumni dan warga masyarakat,” imbuh Kiai Hanif.

Kata pengantar disampaikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, sambutan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Menteri Agama, Gubernur Jateng, Kapolda, Pangdam IV/Diponegoro dan Ketua Umum MUI Jateng melengkapi buku ini.

Duta Besar Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel dan Prof Dr KH Masykuri Abdullah yang juga alumni Ponpes Futuhiyyah, turut menulis testimoninya.

Pihak pesantren Futuhiyyah menyebutkan, cetakan pertama hanya dibuat 3.000 eksemplar. ”Tetapi melihat animo para alumni dan masyarakat yang pesan kepada kami cukup banyak, sehingga kemungkinan akan kami cetak lebih banyak lagi,” jelas Kiai Hanif.

Riyan-Sol