blank
Petugas menjemput warga Kemirirejo untuk dilakukan swab tes, (Dok Suarabaru.id)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Dua dari tiga pasien positif Covid-19 warga Kelurahan Kemirirejo, Kota Magelang,  meninggal dunia secara berurutan. Keduanya adalah kakak beradik. Sehari  sebelumnya yang meninggal Ibu Mas (80), hari ini kakaknya Ibu Mar (84).

‘’Kasus Kemirirejo berbeda dengan kluster Menowo, jadi tidak berhubungan. Kita belum tahu dari mana asal penduduk Menowo terkonfirmasi positif Covid-19. Sekarang kita menelusuri sudah kontak dengan siapa saja dan nanti kita tes,’’ kata PLt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dokter Majid Rohmawanto, Jumat (31/7).

Dia menerangkan, ketiga warga Kemirirejo yang positif terdiri atas dua ibu kakak beradik yang sudah usia lanjut dan seorang putrinya. Jadi ketiga masih bersaudara. ‘’Dari mana kontak eratnya masih dilacak,’’ terangnya.

Khusus kluster Menowo, lanjut Majid,  pasien positif tambah empat orang, Itu dari hasil pemeriksaan Selasa lalu. Total menowo 15 orang.

‘’Pokoknya jika terinformasi kontak erat kita data, jadi jumlahnya terus berkembang. Mungkin sekarang sudah berkurang, sudah tidak ada jadual (swab tes) yang hari Sabtu dan Senin,’’ tuturnya.

Dia menerangkan, Ibu AL yang pertama kali masuk RSUD Tidar karena terkonfirmasi positif Covid-19, hingga hari ini  masih dirawat.    Sedang lainnya dirwat di RSU Budi Rahayu

Riwayatnya, Ibu Al dan keluarga penduduk Kedungsari pergi ke Demak mengunjungi saudaranya,  serta mengantar anaknya daftar ulang di salah satu pondok.

Pulang dari Demak,  Ibu Al (45) terus sakit dibawa ke IGD RSUD Tidar. Gejala batuk, demam dan sesak nafas. Langsung tes PCR, hasilnya positif diketahui Senin (20/7).

Selanjutnya keluarga dan mereka yang kontak juga dilakukan tes swab pada hari berikutnya. Hasilnya sebanyak 15 orang terkonfirmasi positif.

Antara lain suami dari Ibu AL, dua anaknya dua keponakan serta tetangganya, termasuk sopir yang mengantarkan ke Kudus dari hasil swab diketahui positif.

Seorang anaknya yang daftar ulang belum bisa sekolah di Demak. ‘’Tidak jadi masuk pondok. Katanya pilek, terus tidak diterima, sekarang dirawat,’’ ujarnya.

Penulis : pro/kotamgl

Editor : Doddy Ardjono