blank
Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo menyaksikan penandatanganan launching PKSAI. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-36 tahun 2020, Pemkab Wonosobo melaunching Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) di Ruang Rapat Mangoenkoesoemo Setda Wonosobo, Kamis (23/7).

Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagiyo mengatakan PKSAI ini merupakan kado istimewa di HAN ke-36. Launching PKSAI Wonosobo juga disaksikan Ketua TP PKK Fairuz Eko Purnomo dan Presiden Lions Club Wonosobo Dieng, Agus Purnomo.

PKSAI adalah layanan kesejahteraan dan perlindungan anak yang sacara terarah, komprehensif, terpadu dan berkelanjutan. Yang disediakan bagi anak dalam situasi rentan atau berisiko mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah. Anak yang membutuhkan perlindungan khusus (AMPK) termasuk anak yang berhadapan dengan hukum.

“Dengan masih banyaknya permasalahan anak di Wonosobo ini, seperti anak dengan kedisabilitas, anak usia sekolah tidak sekolah, usia anak yang sudah menikah serta berbagai permasalahan anak yang multidimensi tentunya butuh kerja keras semua pihak, baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat,” katanya.

Melalui PKSAI ini, diharapkan bisa jadikan sebagai tempat kolaborasi layanan kesejahteraan sosial anak untuk mewujudkan pemenuhan dan perlindungan anak.
Dan semoga seperti harapan kita semua anak anak Wonosobo akan makin sejahtera dan terlindungi.

Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Antasena Magelang, Singgih Wahyu Purnomo, yang mewakili Dirjen Rehabsos Kementerian Sosial, juga menyampaikan apresiasi atas di lounchingnya PKSAI Wonosobo.

“PKSAI adalah program nasional yang merupakan kerjasama antara UNICEF dan Pemerintah Republik Indonesia yang dilaksanakan melalui Kementerian Sosial. Dimana secara nasional, program ini sudah berjalan sejak 2017,” sebutnya.

Fokus Utama

blank
Seorang penyandang disabilitas menerima bantuan kursi roda di peringatan HAN 2020 di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Singgih menambahkan fokus utama program PKSAI adalah anak anak rentan atau yang biasa disebut dengan istilah “anak anak yang tidak terlihat”, karena memang anak anak dengan kondisi rentan sering sekali tidak terangkul dan terfasilitasi.

“Adanya PKSAI merupakan salah satu bentuk kontribusi pemerintah untuk mengatasi permasalahan anak. Dan salah satu tugas penting PKSAI adalah melakukan penjangkauan kepada anak anak rentan,” tegas Singgih.

Plt. Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Wonosobo, Tarjo mengatakan hari ini tepat peringatan HAN ke-36, Dinas PPKBPPPA bersinergi dengan Dinas Sosial PMD Wonosobo memperingati HAN secara sederhana dan sekaligus me lounching PKSAI. Mengingat situasi sekarang yang masih pandemi Covid-19.

“Di Wonosobo awal tahun 2020 keseluruhan usia 0-18 tahun (anak) sebanyak 258.773 anak. Dari jumlah tersebut ada anak yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sejumlah 68.783 anak berdasarkan Kepmensos No 19 tahun 2020,” sebutnya.

Sedangkan dengan kriteria Anak Dengan Situasi Rentan (ADSR) adalah 3.242 anak, yaitu anak dengan kedisabilitasan 283 anak, anak usia sekolah tidak sekolah 2.271 anak, usia anak yang menikah 86 anak, anak dengan penyakit kronis 204 anak, anak yang bekerja 396 anak.

Sementara data dari Dinas PPKBPPPA Wonosobo, untuk kasus kekerasan anak dari Januarai-21 Juli 2020 tercatat 14 kasus, calon pengantin usia anak (dibawah 19 tahun) tercatat 167 yang telah mendapatkan layanan pemeriksaan psikologis dan konseling calon pengantin usia anak di Puspaga.

Pada peringatan HAN ke-36 tahun 2020 dan lounching PKSAI Wonosobo ini, juga dilaksanakan penandatanganan Komitmen bersama OPD dan lembaga masyarakat dalam penyelenggaraan PKSAI Wonosobo dan penyerahan bantuan kepada anak disabilitas dan kurang mampu.

Muharno Zarka-Wahyu