blank

SLAWI (SUARABARU.ID) – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas P3A P2 dan KB) Kabupaten Tegal, Retno Suprobowati, mengharapkan para remaja bisa menatap kehidupan masa depan yang lebih baik. Antara lain dengan menjauhi narkoba, pernikahan dini dan kenakalan remaja lainnya.

”Tiga hal tersebut harus dijauhi, karena sangat berpengaruh dalam pendidikan dan kehidupannya di masa datang,” kata Retno saat Talkshow Bincang Kreatif dengan tema “Mewujudkan Remaja Berkualitas” di Radio Slawi FM Selasa (21/07/2020). Talkshow yang disiarkan secara live di kanal youtobe/pemkab.tegal itu juga diikuti Duta Generasi Berencana (Gen-Re) Kab Tegal Tahun 2016 Afrilia Nawangwulan dan Forum GenRe Mohammad Jaenal Arifin.

Menurut Retno Suprobowati, kasus remaja yang menjadi masalah saat ini adalah kasus kehamilan pada usia remaja. Dilansir dari data Dinas kesehatan, kasus kehamilan remaja di Kabupaten Tegal mengalami peningkatan yang tinggi. Pada tahun 2016 terdapat 132 kasus, tahun 2017 terdapat 187 kasus, tahun 2018 terdapat 250 kasus, tahun 2019 terdapat 152 kasus.

“Pada tahun 2020 sampai bulan ini sudah terdapat 101 kasus. Kami memprediksi sampai akhir tahun bisa bertambah menjadi 200 kasus. Setiap tahun hampir selalu mengalami peningkatan jumlah, hal itu menjadi sebuah problem yang sangat signifikan,” terangnya.

Menyikapi hal itu pihaknya telah memiliki Program Gen-Re atau generasi berencana. Yaitu suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja tegar . Remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko obat-obatan terlarang serta menunda usia pernikahan dini. Pemahaman tentang reproduksi agar remaja tidak terjerumus ke hal-hal yang negative atau seks bebas.

”Intinya program Gen Re yang diluncurkan oleh BKKBN itu bertujuan guna mempersiapkan kehidupan generasi muda agar lebih berkualitas,” tegasnya.

Ditambahkan, usia remaja adalah usia antara 10 sampai 24 tahun. Mereka adalah calon penduduk produktif dan akan menjadi aktor/ pelaku pembangunan bangsa di masa depan. Oleh karena itu mereka harus disiapkan dan diarahkan agar bisa menjadi remaja yang berkualitas.

Sementara itu menurut Duta Gen-Re 2016 Affrilia Nawangwulan, GenRe digagas untuk membantu melewati masa hidup remaja atau transisi remaja, membantu mereka menerapkan mindset berpendidikan setinggi mungkin, berkarir, menikah dengan penuh perencanaan, menerapkan pola hidup yang sehat, dan aktif dimasyarakat. Gen-Re juga bertujuan untuk mengedukasi serta memberikan konseling terkait masalah-masalah remaja.

“Tugas Duta GenRe yaitu untuk mensosialisasikan, memberikan edukasi dan konseling pada remaja. Sosisalisasi tidak hanya dilakukan dengan tatap muka saja, tetapi juga melakukan dengan podcast dan media sosial lainnya,” ujar Nawangwulan.

Pada kesempatan lain Mohammad Jaenal dari Forum Gen-Re menambahkan, Gen-Re merupakan suatu organisasi atau wadah dari Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R). Bertugas untuk menaungi kegiatan dan kendala pada PIK-R baik itu teknis atau nonteknis. Nantinya GenRe akan memantau kegiatan PIK-R agar tetap aktif, juga membuat program kerja apa yang harus dijalankan pada masa pandemi agar tetap aktif dan produktif. Kegiatan yang
dilaksanakan 3 bulan ke depan dengan agenda setiap dua minggu sekali melakukan mentoring.

Nur Muktiadi