blank

JEPARA(SUARABARU.ID) – Bukan hanya warga Jepara yang prihatin terhadap terus  naiknya angka covid-19 di kota ini. Sejumlah tokoh yang pernah mengabdi di Jepara, seperti mantan Bupati Jepara Drs Hendro Martojo MM juga telah menyampaikan saran dan pemikirannya melalui SUARABARU.ID.

Kini  sebagai cinta dan perhatiannya   pada Jepara, dr Hj. Kun Werdiningsih, M.Kes dokter senior yang memiliki rekam jejak pengabdian    yang sangat panjang di bidang kesehatan di  Jepara juga  memberikan saran.

blank
dr. Hj.Kun Werdiningsih, M. Kes, yang memiliki rekam jejak pengabdian yang sangat panjang dibidang kesehatan di Jepara.

Mungkin tidak  banyak  yang ingat rekam jejaknya, sebab ia telah cukup lama  tinggal di Pati. Selama puluhan tahun tugas di Jepara, dr Hj. Kun Werdiningsih M.Kes pernah mendapatkan kepercayaan sebagai Kepala Puskesmas Mlonggo, Puskesmas Bangsri, dan kemudian menjadi  Kepala Departemen Kesehatan Kabupaten Jepara dan sekaligus merangkap sebagai Direktur RS Sultan Hadlirin.

Ia kemudian menjadi Direktur Utama RSUD RA Kartini hingga purna sebagai Pegawai Negeri Sipil. Setelah itu ia menjadi Direktur RS Mitra Bangsa Pati selama 11 tahun dan kemudian menjadi penanggung jawab Laborat Patra Medika Pati. Namun sampai sekarang ia masih menjalan pengabdiannya sebagai seorang dokter. Ia masih praktek di Klinik Amanah Bangsri setiap hari Senin dan Kamis.

Dalam situasi darurat  karena covid-19 ini yang angkanya terus naik secara signifikan di Jepara, sementara daerah lain telah mulai landai dan bahkan menurun, ada beberapa saran yang disampaikan dalam perbincangan khusus dengan SUARABARU.ID. Sekali lagi, karena cintanya pada Jepara yang telah memberikan tempat untuk mengabdi.

Pertama; perlu ketegasan dan keterpaduan  pemimpin disemua level pengambil kebijakan, semua pemangku kepentingan hingga tingkat RT/RW serta   memastikan bahwa kebijakan itu berjalan on the track dalam tahap implementasi.

Kedua; kebijakan yang kemudian dijabarkan dalam rencana strategis dan program kerja itu harus fokus pada tujuan untuk mempercepat penangan covid-19 yang melibatkan banyak eleman dan pemangku kepentingan.

Ketiga; mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki daerah, termasuk sumber daya manusia yang ada dan sekaligus memberikan perlindungan.

Keempat; memperlakukan nakes sebagaimana layaknya manusia yang memiliki  keterbatasan dan daya tahan tubuh  yang terbatas.

Kelima; karena banyak nakes yang terpapar covid-19, agar pelayanan kesehatan masyarakat tidak terganggu serta proses penanganan covid-19 terus dapat berjalan,  maka bisa digantikan atau ditambah oleh relawan atau tenaga kesehatan yang dikontrak.

Keenam, jika dirasa perlu   fasilitas kesehatan yang tenaga kesehatannya banyak yang terpapar, perlu ditutup sebagian yang sifatnya tidak darurat sembari memastikan bahwa tenaga kesehatan yang ada benar-benar terbebas dari virus corona dan sekaligus memberikan waktu tenaga kesehatan untuk  istirahat.

Ketujuh, karena yang dihadapi adalah virus yang memiliki cara penyebaran yang sangat cepat, maka diperlukan inovasi-inovasi dari  gugus tugas  sesuai dengan kondisi yang bergerak dinamis dilapangan termasuk membuat  tempat karantina bagi masyarakat penderita covid-19    untuk mengendalikan penyebaran, penularan  serta memudahkan pelayanan dan pengawasan.

Kedelapan, perlu terobosan dan gebrakan untuk mendisiplinkan masyarakat, bukan semata hukuman,  guna  menghambat laju penularan covid-19 melalui tindakan preventif yang tegas sembari melibatkan seluruh tokoh masyarakat disemua tingkatan untuk menjadi contoh dan terlibat dalam gerakan ini.

Hadepe- Ua