blank
Siswa-siswi Kelas X SMK Muhammadiyah 1, Kota Blora, masuk sekolah untuk menerima informasi penting yang digelar di aula terbuka, dengan menerapkan protokol kesehatan. Foto: SB/Hms-Resbla

BLORA (SUARABARU.ID)– Siswa kelas VII (SMP) dan kelas X (SMA) di Blora, Senin (13/7/2020) ini, mulai masuk sekolah secara terbatas, dengan durasi waktu 90 menit pertemuan, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satu sekolah itu adalah SMA Negeri 1 Blora. Siswa yang masuk hanya kelas X, dengan penerapan jam terbatas maksimal 90 menit, dan dilakulan bertahap dalam dua gelombang setiap harinya.

Hari ini hanya empat kelas, terbagi gelombang pertama dua kelas selama 1,5 jam, disusul gelombang dua untuk dua kelas juga selama maksimal 1,5 jam.

BACA JUGA : TNI-Polri dan Warga Blora Guyub Bangun Jalan Dukuhan

Menurut Kepala SMA Negeri 1 Blora, Slamet Joko Waluyo, siswa kelas X semua ada 10 kelas. Hari ini masuk bertahap, hanya empat kelas dalam dua gelombang. Masing-masing dua kelas digelar terpisah di hall dan aula. Pada Selasa besok juga empat kelas, Rabu dua kelas dan setiap kelasnya 36 siswa.

”Siswa hanya kami berikan info-info penting saja, semacam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara sederhana. Hari berikutnya penerapan belajar model daring,” jelas Kasek SMAN 1 Blora ini.

Untuk kelas VII SMP, ada beberapa sekolah di Kabupaten Blora, yang siswanya mulai masuk sekolah untuk sekadar pemberian informasi penting atau MPLS. Namun jamnya dibatasi, dan bertahap.

Di SMP Negeri 1 Blora, tidak terlihat ada aktivitas siswa, karena sekolah itu menerapkan berbagai informasi model daring.

”Semua infornasi kami sampaikan model daring lewat web-sekolah. Jadi siswa tidak perlu datang ke sekolah,” jelas Kasek SMPN 1 Blora, Andreas Sutrasno.

blank
Sebelum masuk ke sekolah, siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1, di cek suhu tubuhnya dengan thermo gun, wajib bermasker dan cuci tangan pakai sabun. Foto: SB/Hms-Resbla

Belum Ada Program
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Dindiknas), Hendi Purnomo, membenarkan pelajar SMP serta SD belum ada program masuk sekolah.

”Misal ada sekolah yang siswanya masuk, itu sifatnya terbatas dan hanya sekadar pemberian info penting saja,” jelas alumni IPDN/STPDN Jatinangor-Sumedang, Jabar ini.

Menurut Hendi, Blora memang masuk daerah dengan penularan covid-19 rendah. Namun pihaknya belum memrogramkan siswa SMP, SD dan sederajat untuk masuk sekolah dulu.

”SMP di Blora saat ini masih model daring, pekan depan baru kami lihat dulu situasinya. Perlahan siswa akan kami coba untuk masuk sekolah secara bertahap dan terbatas,” jelas dia.

Sementara itu, untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan saat MPLS di sejumlah sekolah di Blora, Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan, memberdayakan para anggotanya, untuk melakukan pemantauan di sekolah-sekolah.

Sinergi
Kapolres mengungkapkan, MPLS tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana kegiatannya berdampingan dengan covid-19.

”Kegiatan sekolah harus tetap berjalan, dan para anggota kami berdayakan untuk mamantau agar berjalan sesuai protokol kesehatan, supaya aman dari covid-19,” jelas AKBP Ferry.

Seperti yang dilakukan anggota Polsek Blora, saat memantau di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah. Anggota polsek bersinergi dengan panitia sekolah, memantau aktivitas para siswa yang ada.

Ketua Panitia MPLS SMK Muhammadiyah 1 Blora, Siswadi menjelaskan, kegiatan MPLS kali ini dilaksanakan bergilir selama tujuh hari. Dimulai Senin (13/7/2020) ini hingga Sabtu (18/7/2020) mendatang.

”MPLS kami buat bergelombang selama tujuh hari, sesuai arahan pemerintah dengan protokol kesehatan, agar terbebas dari covid-19,” tukas Siswadi.

Wahono-Riyan