blank
ANTUSIAS - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo nampak antusias saat dialog dengan nelayan di PPP Jongor, Tegalsari, Kota Tegal. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, bungkam tidak mau berkomentar saat ditanya terkait dengan ekspor benih lobster.

Pertanyaan tersebut disampaikan oleh wartawan saat Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan PPP Jongor, Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/7/2020).

Usai acara, saat awak media meminta wawancara sejumlah stafnya langsung menghardik. “Tidak ada doorstop ya,” kata salahsatu staf Menteri.

Namun saat ditanya mengenai alasan diperbolehkan penggunaan alat tangkap cantrang, Edhy menjawab, hal itu sudah termuat dalam aturan. “Sudah ada aturannya, baca saja,” jawab Edhy dari dalam mobil sambil jalan menjawab pertanyaan diperbolehkannya penggunaan alat cantrang.

Sementara dalam sambutan di hadapan para nelayan, Edhy mengatakan, kehadirannya untuk melaksanakan perintah presiden dalam membangun komunikasi dengan masyarakat nelayan. Ia mengatakan, ke depan tidak ada lagi nelayan yang tidak diperhatikan.

“Setiap ada satu atau secuil keluhan dari nelayan itu menjadi tugas menteri. Bahwa menteri harus hadir membela,” kata Edhy

Edhy mengatakan, kehadirannya juga ingin memastikan nasib nelayan di Tegal yang menggunakan alat tangkap cantrang. Menurutnya, baik nelayan besar maupun kecil yang menggunakan cantrang mengaku siap diatur.

Edhy menilai, alat tangkap cantrang tidak merusak karang. Termasuk tidak mengambil ikan-ikan kecil yang nantinya akan besar.

Edhy juga mempersilahkan pihak-pihak yang tidak sependapat dengan cantrang untuk mengoreksi kebijakan tersebut dalam perjalanan pemberlakuannya. Peraturan yang tidak sesuai lingkungan untuk dikoreksi.

“Saya tidak akan ngotot kalau ternyata sebagian besar banyak yang terdampak buruk karena peraturan itu. Semua bisa diperbaiki,” katanya.

Nino Moebi