blank
HABISKAN STOK - Di tengah mogoknya pedagang ayam broiler yang tidak berjualan di Pasar Pagi Kota Tegal, masih ada beberapa yang jualan dengan alasan menghabiskan stok lama. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Sekitar 100 pedagang ayam potong (broiler) yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Ayam di Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, Sabtu (4/7/2020) mogok tidak berjualan.

Suasana di Pasar Pagi Kota Tegal, tidak ditemukan pedagang ayam broiler. Hanya ada beberapa penjual mengaku menghabiskan stok lama. Fatimah (46) warga Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur mengaku kesulitan mencari ayam broiler untuk keperluan pesanan masakan.

Ayam di kisaran Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, kosong karena sebagian besar pedagang ayam meliburkan diri dalam wadah Paguyuban Pedagang Ayam Broiler Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes,” kata KRS (52), salah satu pedagang ayam Pasar Pagi Kota Tegal.

Tujuan aksi mogok jualan kata KRS hanya mengingatkan kepada perusahaan kemitraan, bahwa akhir-akhir ini perusahaan kemitraan menjual ayam terlalu tinggi. Pihaknya berharap ada penyesuaian harga supaya tidak terlalu memberatkan masyarakat.

KRS menerangkan jalur distribusi ayam dari PT ke broker lalu ke penyalur (pengepul), pengecer (bakul) dan konsumen. Untuk harga normal ayam potong sampai di konsumen sebesar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilo gram. Namun saat ini harga Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilo gram. Kenaikan harga ayam broiler adalah dampak dari pandemi dan sudah sebulan berjalan.

Dijelaskan, aksi dilakukan hanya satu hari, karena perusahaan sedang gencar membuat Rumah Pemotongan Ayam (RPA) moderen disetiap kota. Hal itu bisa dilakukan karena undang-undang Peternakan dan Veteriner yang baru memungkinkan perusahaan besar diperbolehkan menguasai dari hulu sampai hilir.

“Kesempatan ini dimanfaatkan pedagang yang tidak mau komit dengan paguyuban dengan tetap berjualan untuk memperoleh keuntungan sebesar besarnya,” pungkas KRS.

Secara terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan (DKPPP) Kota Tegal, Heru Prasetyo menyampaikan, kelangkaan daging ayam disebabkan keterbatasan anak ayam usia sehari (Day Old Chick), dampak dari udara dingin ayam susah besar.

Harga tinggi menurut Heru terjadi di seluruh wilayah termasuk Kota Tegal. Yang bisa diakukan adalah koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Peternakan Kabupaten, kota sekitar supaya mendorong tersedianya anak ayam usia sehari secepatnya, sehingga kandang kandang peternak akan terisi sesuai kapasitas kandang.

“Kita harus mendorong dan mengusahakan terpenuhinya kebutuhan anak ayam di kandang peternak Ayam pedaging kota tegal dan wilayah sekitar. Hal itu untuk menjamin tersedianya kebutuhan daging ayam untuk masyarakat tentunya melalui dinas peternakan provimsi dan kementrian pertanian kerjasama dengan kemitraan dan perusahaan penyedia anak ayam,” pungkas Heru.

Nino Moebi