blank

JEPARA(SUARABARU.ID) – Keterlambatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jepara dalam mengkonsolidasikan seluruh sumber daya yang ada di daerah dalam  penanggulangan covid-19, membuat jumlah warga Jepara yang positif terpapar semakin meningkat hingga sampai Sabtu kemarin  mencapai 442 orang.

Dari jumlah ini,  311 orang pasien   melakukan karantina  mandiri di rumah masing-masing. Padahal dalam banyak kasus, karantina mandiri justru mengakibatkan penularan baru ditengah-tengah keluarga yang kemudian membentuk klaster baru di desa.

blank
Andang Wahyu Triyanto, SE,MM, Ketua DPC PDI Perjuangan Jepara.

 

Hal tersebut disampaikan Ketua DPC PDI Perjuangan Jepara, Andang Wahyu Triyanto, SE, MM  kepada SUARABARU.ID Minggu (5/7-2020) sore. Ia mengaku prihatin melihat penanganan  covid-19 di Jepara, sementara daerah lain sudah menunjukkan angka yang  semakin  menurun atau paling tidak telah semakin  landai Jepara justru terus naik secara signifikan

Karena itu di Jepara  harus segera dibangun rumah sakit darurat  atau tempat karantina terpusat, agar untuk  memutus penyebaran virus corona  ditengah-tengah keluarga seperti yang terjadi selama ini.

“Disamping itu melalui rumah sakit darurat atau karantina terpusat akan memudahkan tenaga kesehatan  dalam memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Andang Wahyu Triyanto yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Andang Wahyu Triyanto, jika karantina terpusat itu dibangun dimasing-masing  kecamatan juga akan menyulitkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas yang jumlahnya juga  sangat terbatas mengingat banyaknya tugas dalam mengatasi penyebaran covid-19

Hal lain yang menurut Andang perlu dilakukan adalah memastikan ketersediaan Test Cepat Molekuler (TCM) atau Polymerase  Chain Reaction (PCR) agar dapat  menentukan dengan cepat seseorang telah terpapar covid-19 atau tidak.

“Trecing yang dilakukan dengan dengan kerja yang luar biasa oleh teman-teman di Puskesmas, serta jajaran Kantor Kecamatan, Koramil dan Polsek, harus diimbangi dengan test swab yang cepat juga dengan TCM atau PCR,” ungkap Andang Wahyu Triyanto yang juga Ketua Kadin Jepara.

Ini perlu dilakukan untuk menguak kasus covid-19 yang ada di masyarakat agar kemudian dapat dengan cepat  dilakukan pengobatan dan sekaligus memutus mata rantai penyebarannya.

“Saat ini kami mendapatkan informasi, untuk test swab harus antri cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Hingga saat pasien dinyatakan positif terkonfirmasi covid-19, ia telah menularkan kepada orang lain tanpa disadari. Apalagi saat ini banyak kasus Orang Tanpa Gangguan,” ujar Andang.

Karenanya, disamping rumah sakit darurat atau karantina terpusat,  di Jepara juga harus segera memiliki atau mendatangkan bantuan peralatan untuk PCR. Sebab ada keterbatasan  catridge  TCM di RSUD RA  Kartini sehingga harus gunakan rujukan laboratorium di Semarang. Inipun harus antri.

Andang juga menjelaskan, DPC PDI Perjuangan Jepara melalui Fraksi PDI Perjuangan   DPRDJepara telah memberikan rekomendasi kepada Bupati Jepara selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19 untuk cepat melangkah dan mengkonsolidasikan semua potensi yang ada di daerah.

“Karena covid-19 adalah kejadian luar biasa, maka langkahnya harus cepat, tepat, terukur dan transparan. Bukan lagi sekedar wacana apalagi pencitraan,” tegasnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Jepara ini juga minta, kajian atau rekomendasi yang telah diserahkan oleh Dewan Riset Daerah  kepada Bupati Jepara selaku Ketua Gugus Tugas harus juga disampaikan kepada masyarakat luas setelah dikaji secara mendalam oleh unsur  Gugus Tugas termasuk tenaga medis,organisasi profesi dan faslitas kesehatan.

“Dengan demikian warga mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga mengetahui apa program kerja dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jepara” ujar Andang Wahyu Triyanto.

Hadepe – Ulil Abshor