blank
Ketua MRPTNI Prof Dr Jamal Wiwoho yang juga menjabat Rektor UNS Surakarta tengah mengikuti Diskusi Penguatan Kerja Sama Pendidikan Tinggi Indonesia-Australia melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting, dari ruang kerjanya di Solo, Selasa (30/6). Foto: Bagus Adji

SOLO (SUARABARU.ID)- Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Prof. Dr. Jamal Wiwoho mendorong Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan PT yang ada di Australia.

Sesuai data MRPTNI, Australia tetap menjadi pilihan utama pelajar Indonesia karena masuk kualifikasi yang diakui secara internasional. Faktor geografis yang dekat dengan Indonesia juga menjadi alternatif pilihan pelajar.

“Pemerintah Australia menyediakan lebih dari 300 beasiswa pascasarjana bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Australia. Sementara LPDP telah menetapkan cukup banyak PT di Australia yang memenuhi kualifikasi bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi dengan Beasiswa LPDP,“ ungkap Ketua MRPTNI Prof. Dr. Jamal Wiwoho saat menjadi pembicara dalam Diskusi Penguatan Kerja Sama Pendidikan Tinggi Indonesia-Australia melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting, Selasa (30/6).

Kerja sama yang berlangsung lanjut  Prof Dr Jamal Wiwoho  dihadapan peserta diskusi yang terdiri dari Pimpinan PTN dan PTS di Indonesia serta dari Kemendikbud RI, diharapkan dapat memperkuat Konsorsium PTN dengan PT Australia yang sudah ada terutama disektor pendanaan.

Kemudian meningkatkan kegiatan people to people relationships antara PTN dan PT di Australia melalui fasilitas KBRI. Serta menghimbau seluruh PTN anggota MRPTNI untuk terus membangun kerja sama pendidikan dan penelitian dengan PT Australia, baik dengan skema university to university maupun konsorsium. Hubungan bilateral Indonesia-Australia government to government (G2G),  telah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia. Kedua negara pada tahun 2005 mempererat hubungan melalui Joint Declaration on Comprehensive Partnership Between Australia and the Republic of Indonesia.

Hubungan antarmasyarakat  Indonesia dan Australia sejak 2011 juga semakin meningkat. Jumlah warga Australia yang mengunjungi Indonesia dan sebaliknya juga semakin bertambah dari tahun ke tahun baik untuk tujuan wisata, pendidikan, maupun bekerja.

“Data bulan Agustus 2016, mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menempuh studinya di Australia mencapai 17.712 orang. Di tahun 2020 ini, jumlah mahasiswa dan pelajar Indonesia di Australia pasti sudah mendekati 20.000 mahasiswa,” kata Prof Dr Jamal Wiwoho yang juga menjabat Rektor UNS Surakarta .

Sementara itu Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Prof. Nizam mengatakan, hingga saat ini, sudah ada 1.034 MoU antara PT di Indonesia dengan PT di Australia.

Tidak hanya pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sekolah di Australia, namun dihartap[kan pelajar dan mahasiswa dari Australia menimba ilmu di Indonesia.Bentuk kerja sama PT tidak hanya sebatas pertukaran mahasiswa dan dosen saja, melainkan dapat diimplementasikan dengan kolaborasi riset antara kedua belah pihak maupun berupa konsorsium.

“Monash University yang merupakan salah satu universitas terbesar di Australia membuka kampus di Indonesia. Semoga kedepan PT Indonesia bisa membuka kampus di Australia,” terangnya.

Masih dalam kesempatan sama Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, H.E.Y Kristiarto S. Legowo sangat mengapresiasi diskusi yang diinisiasi oleh KBRI Canberra, Kemendikbud RI, Indonesian Academics and Researchers Network Australia (IARNA), Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dan MRPTNI.

“Saya yakin dengan transfer knowledge dari kerja sama ini bisa memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia,” kata Kristiarto.

Bagus Adji-trs