blank
Anggota Komisi D DPRD Kudus, Sayid Yunanta mendorong RSUD Kudus menambah alat PCR. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARAU.ID) – DPRD Kabupaten Kudus, mendorong RSUD Loekmono Hadi Kudus menambah alat PCR untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tes swab Covid -19. Pasalnya, alat PCR bantuan Djarum Foundation yang baru dipoerasikan, kapasitasnya diperkirakan tidak mampu melayani lonjakan permintaan uji swab.

Dorongan tersebut salah satunya disampaikan anggota Komisi D DPRD Kudus, Sayid Yunanta saat rapat koordinasi dengan RSUD Loekmono Hadi di ruang Komisi D DPRD, Rabu (10/6). Dalam kesempatan tersebut, Sayid mendesak agar layanan uji swab tersebut bisa menjadi salah satu layanan andalan RSUD di tengah pandemi Corona.

“Ini harus dipikirkan. Sebab, banyak ahli yang memperkirakan virus Corona tak akan hilang. Jadi, cara berdamai tentu fasilitas kesehatan yang ada harus mumpuni termasuk sarana laboratorium uji swab tersebut,”kata Sayid.

Di sisi lain, kata Sayid, sebagai satu-satunya RS di Pantura timur yang memiliki lab uji swab, RSUD dipastikan akan mendapatkan banyak permintaan dari RS lain di Kabupaten tetangga. Dan hal tersebut bisa menjadi peluang RSUD untuk menambah pendapatan.

“Saya kira, jika kebutuhan anggarannya tidak terlalu besar, kami dari Komisi D mendukung penambahan alat terserbut,”ujar anggota Fraksi PKS tersebut.

Senada, anggota Komisi D dari Fraksi ANHD, HM Sutriyono menambahkan, peningkatan kapasitas uji swab dengan menambah alat juga akan mempercepat trakcing kontak bagi upaya pemutusan rantai penularan. Dengan demikian, pencegahan penularan Covid-19 bisa lebih dimaksimalkan.

“Apalagi secara sarana prasarana RSUD sudah mumpuni karena ruang laboratoriumnya sudah ada. Jadi, tinggal menambah alatnya,”ujar Sutriyono.

blank
Dengan alat RT PCR ini, RSUD kini bisa mengetahui hasil uji swab Covid-19 dalam tempo 8 jam. foto:Suarabaru.id

Butuh Anggaran Rp 2 Miliar

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus, dr Aziz Achyar membenarkan jika kapasitas alat PCR bantuan Djarum Foundation yang dimilikinya memang terbatas. Sehari, kata Aziz, alat tersebut hanya bisa mampu menguji 96 sampel swab.

“Dan memang baru beberapa hari dioperasikan, beberapa RS seperti RS Rehata Jepara sudah menghubungi untuk minta uji swab. Karena di beberapa tempat uji swab seperti Salatiga dan Semarang sudah overload,”tandas Aziz.

Disinggung mengenai anggaran, kata Aziz dari survey yang dilakukan, kebutuhan anggaran untuk pembelian alat tersebut sekitar Rp 2 miliar. Hanya saja, kebutuhan anggaran tersebut belum didukung dengan SDM seperti tenaga analis.

“Saat ini tenaga analis kami masih 10 orang. Jika ada penambahan alat, tentu kami harus menambah anggaran untuk SDM,”ujarnya.

Oleh karena itu, kata Aziz, pihaknya siap jika DPRD memberikan rekomendasi penambahan alat tersebut.  Dengan tambahan alat, uji swab bisa lebih cepat.

“Saat ini untuk bisa mengetahui hasil uji swab di RSUD butuh waktu 8 jam karena kapasitasnya memang terbatas,”ujarnya.

Tm-Ab