blank
PENGAWASAN: Dengan mengenakan APD untuk protokol kesehatan, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengawasan pengelolaan LB3 medis di Klinik Bhakti Padma Blora. Foto: dok/ist

BLORA (SUARABARU.ID)– Untuk mengantisipasi pesebaran virus corona melalui Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) medis dan sampah potensi covid-19, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, aktif memantau pengelolaan LB3 di rumah-rumah sakit dan klinik Covid-19.

Langkah DLH itu, sebagai upaya mendukung usaha Pemkab Blora dalam mencegah penularan covid 19, agar tidak semakin meluas.

Seperti dari hasil pantauan salah satu petugas DLH, bahwa pengelolaan LB3 medis di Klinik Covid-19 Bhakti Padma, Kamis (11/6/2020), sudah seusai dengan prosedur pengelolaannya.

BACA JUGA : Antisipasi Penyelewengan, Polres Blora Jaga Penyaluran Bantuan Pemerintah

”Kami pantau mulai dari tempat sampah, pengambilan, pengemasan, penyimpanan di cold storage sampai pengangkutan oleh transporter LB3, sudah sesuai prosedur yang ada,” beber Tini, petugas dari DLH yang memantau pengelolaan LB3.

Perlu diketahui, kabupaten paling timur di Provinsi Jateng ini, termasuk zona merah dengan jumlah pasien positif covid-19 terdapat 30 orang. Saat ini ada 22 orang yang masih dirawat, tiga meninggal dunia, dan lima orang dinyatakan sembuh.

Sedangkan Klinik Bhakti Padma sendiri, saat ini berfungsi sebagai rumah sakit (RS) untuk isolasi dan perawatan pasien covid-19.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup setempat, Dewi Tedjowati menjelaskan, sejak muncul kasus virus corona di Blora, DLH memperketat pemantauan dan pengawasan pengelolaan LB3. Karena virus corona bisa menular melalui limbah seperti ini.

blank
LIMBAH: Inilah sebagian Limbah B3 di Klinik Bhakti Padma, Jalan Raya Blora-Randulatung km-6,4 Blora. Foto: dok/ist

Diperketat
Upaya yang dilakukan DLH antara lain, memastikan jangan sampai LB3 di rumah sakit, klinik maupun tempat lain, menjadi media penyebaran covid-19. ”Maka pemantauan pengelolaan LB3 medis kami gencarkan, dan diperketat pengawasannya,” tambah Dewi.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga sudah mendistribusikan 100 tempat sampah khusus sampah potensi covid-19, dan 400 kemasan plastik khusus sampah potensi covid-19, di kawasan zona merah.

”Harapan kami, semua fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Blora benar-benar serius, dalam mengelola Limbah B3 medisnya,” tukas dia.

Ditambahkan Dewi, hal ini dilakukan, karena hasil pendataan selama masa pandemi virus corona, ada kenaikan signifikan dari timbunan limbah B3 medis. ”Jika 2019 sebanyak 30.543 kilogram, pada Mei 2020 sudah mencapai 38.077,34 kilogram LB3 medis.

Rincianannya, 35.529,34 kilogran LB3 medis, 2.412 kilogram LB3 medis covid-19 dan 136 kg sampah potensi covid-19,” tandas Dewi.

Wahono-Riyan