blank
MEMPERMUDAH: Bilik Covid Swab Booth ini akan digunakan untuk mempermudah kinerja tenaga medis dalam penanganan pasien terduga covid-19. Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Berbagai inovasi terus dilakukan Pemerintah Kota Semarang, dalam memutus mata rantai persebaran covid-19. Salah satunya seperti yang dilakukan di RSUD KRMT Wongsonegoro, Pemkot Semarang menyediakan bilik uji swab atau yang disebut Covid Swab Booth (CSB).

Saat ini CSB pun coba ditempatkan di Kantor Diklat Kota Semarang, yang saat ini telah berubah menjadi tempat karantina bagi penderita covid-19 di kota Semarang.

Menurut Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi ini, keberadaan CSB ini akan sangat membantu petugas medis, untuk lebih aman saat memeriksa banyak orang di tempat terbuka.

BACA JUGA : Tes Massal Digelar, Positif Covid-19 di Jateng Langsung Melar

”Dengan adanya bilik tes swab seperti ini, harapannya mampu meningkatkan efisiensi pengujian, kenyamanan, serta keamanan petugas, juga pasien. Karena menggunakan bilik seperti ini, dapat menghemat waktu pengambilan sample, serta mengurangi limbah medis,” ujar Hendi, Rabu (10/6/2020).

Untuk itu, bila bilik ini dapat berfungsi secara maksimal, lalu kemudian diperbanyak, diharapkan akan menghemat penggunaan APD, terutama yang biasanya digunakan untuk pengambilan sample saat melakukan test swab.

Inovasi dalam pelayanan test covid-19 ini, dianggap penting oleh Hendi. Sebab dengan masifnya tes secara massal yang dilakukan di Kota Semarang, kebutuhan APD diagnosis covid-19 pun juga meningkat.

”Semoga CSB ini dapat berfungsi secara maksimal, dan ke depannya akan banyak tersedia CSB seperti ini di Kota Semarang, sehingga kita dapat dengan cepat memetakan persebaran virus covid-19,” harap Hendi.

blank
PERAGAAN: Hendi saat berpose di depan bilik bersama salah satu petugas medis, yang mencoba memperagakan saat pemeriksaan pasien. Foto: heri priyono

Inisiasi
Sementara itu, Direktur Utama RSUD KRMT Wongsonegoro, dr Susi Herawati optimistis, jika adanya CSB ini akan mampu meningkatkan penanganan covid-19 menjadi lebih baik.

”Penyedia perawatan kesehatan tidak memerlukan peralatan pelindung pribadi, karena mereka berdiri di dalam bilik, dan mengambil sampel dari pasien yang menggunakan sarung tangan yang menonjol keluar,” terang Susi.

Dia juga menerangkan, terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis di rumah sakit, menjadi salah satu alasan menginisiasi bilik tes swab seperti ini.

Bilik ini merupakan bilik sampling covid-19, untuk mengambil uji swab bagi masyarakat yang terduga terpapar virus corona. Dan didesain khusus agar petugas pengambil sampel terlindungi dari paparan virus melalui droplet.

”Saat ini CSB yang sudah ada ini juga dapat digunakan untuk melayani masyarakat umum yang telah memenuhi persyaratan untuk bisa memanfaatkannya,” tambahnya.

Heri Priyono-Riyan