JAKARTA, (SUARABARU.ID) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta pemerintah tidak hanya menyiapkan aturan, tetapi lebih penting lagi harus memastikan masyarakat paham dan siap dalam penerapan normal baru di masa pandemi COVID-19.

“Masyarakat harus memahami bahwa normal baru bukan berarti kita akan kembali pada kebiasaan kita yang dulu. Tetapi kita benar-benar masuk pada kebiasaan baru yang mengedepankan pola hidup bersih dan disiplin menjaga jarak antar-orang sesuai protokol kesehatan,” kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Kepastian kesiapan itu, menurut Rerie, bisa diawali dengan sosialisasi masif mengenai tahapan pelaksanaan normal baru dan protokol kesehatan yang jelas serta wajib dilakukan.

Menurut dia, tentunya hal itu perlu didukung kemudahan akses mendapatkan informasi panduan kenormalan baru.

“Jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan dan pola hidup sehat adalah sejumlah hal yang wajib menjadi kebiasaan baru masyarakat. Pastikan pemahaman masyarakat itu juga sampai ke akar rumput,” ujarnya.

Untuk itu, katanya, sebelum memasuki tahap normal baru, harus dipastikan pusat-pusat keramaian, seperti pasar, mal, memiliki fasilitas tempat cuci tangan yang memadai serta mudah terlihat dan terjangkau oleh pengunjung.

Politisi Partai NasDem itu menilai tempat-tempat yang berpotensi mengundang keramaian juga wajib memiliki tim khusus yang menangani tata kelola pengendalian COVID-19 setempat.

Bahkan dia menilai perlu juga dilengkapi pos kesehatan yang memiliki kelengkapan tes PCR dan pertolongan pertama untuk mengantisipasi penyebaran.

Rerie mengatakan, sebelum membuka pasar maupun mall, penting untuk memastikan para pedagang maupun pegawai di tempat tersebut tidak ada yang terpapar COVID-19.

“Karena itu, tempat-tempat test PCR pun harus bisa diakses dengan mudah oleh para pedagang,” ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi mengenai lokasi-lokasi rawan penularan juga harus dipahami dengan baik agar masyarakat meningkatkan terus kewaspadaannya.

Rerie menilai dengan kesiapan masyarakat yang baik, kenormalan baru yang pada dasarnya untuk menggerakkan perekonomian, diharapkan tidak sampai menyebabkan ledakan kasus positif COVID-19 yang bisa berujung pada kerugian lebih besar di sektor ekonomi.

Ant-Wahyu