blank
SAMBUTAN: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat memberikan sambutan sebelum dilakukannnya penyerahan bantuan untuk beberapa ponpes yang ada di wilayahhnya. Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Puluhan ribu santri yang mondok di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah, memutuskan untuk tidak pulang kampung, akibat wabah virus corona. Untuk membantu para santri itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, langsung memberikan bantuannya.

Tak tanggung-tanggung, bantuan sebesar Rp 2,3 miliar, diserahkan untuk para santri yang tidak mudik ini. Bantuan itu diambil Ganjar dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng.

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Ganjar, kepada salah satu pengurus pondok pesantren di Jateng, saat acara di Masjid Baiturrahman, Semarang, Rabu (13/5/2020). Selain penyerahan bantuan untuk para santri, dalam kesempatan itu juga diserahkan bantuan 2.000 paket sembako dari berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) Jateng kepada Pemkot Semarang.

BACA JUGA : Jokowi Apresiasi Physical Distancing Pasar Rakyat Jateng

”Di Jawa Tengah masih ada 23.000 lebih santri yang ada di 400 pondok pesantren. Mereka memutuskan untuk tidak pulang. Jadi kami memberikan bantuan kepada para santri yang tidak mudik ini,” kata Ganjar.

Para santri itu, lanjut dia, berasal dari sejumlah daerah. Tak hanya dari Jateng, banyak pula santri yang berasal dari luar jawa.

”Mereka adalah patriot bangsa, karena rela tidak pulang. Sehingga hidupnya harus kita jamin. Saya berpesan pada pengurus pondok pesantren, untuk menjaga agar tidak pulang, ngaji saja di pondok,” tegasnya.

Selain para santri, Ganjar juga memastikan bantuan pada masyarakat yang membutuhkan berjalan. Hari ini, bantuan provinsi untuk beberapa kota di Jateng juga sudah diberikan.

”Untuk kawan-kawan kita yang ada di Jabodetabek, kami juga akan segera kirim bantuan. Insya Allah minggu depan kami kirim agar mereka di sana terjamin,” tutupnya.

blank
SERAHKAN BANTUAN: Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan sembako kepada salah satu perwakilan pengurus ponpes. Foto: heri priyono

Kiriman Seret
Sementara itu, salah satu pengurus Pondok Pesantren Al-Mas’udiyah Bandungan Semarang, Muhammad Tohirudin mengatakan, bantuan dari pemerintah itu sangat membantu para santri. Di pondoknya kini ada 340 santri yang tidak pulang.

”Bantuan ini sangat membantu kami yang tidak pulang. Soalnya sekarang sedang susah, kiriman dari rumah juga seret,” imbuhnya.

Tohirudin menerangkan, jumlah total santri di pondok pesantrennya sekitar 1.800 santri. Mayoritas santri yang berasal dari daerah dekat pondok, diperbolehkan untuk pulang.

”Tapi yang dari jauh dan luar kota atau luar pulau, tidak boleh pulang. Apalagi yang daerahnya sudah ditetapkan sebagai zona merah. Kami meminta mereka semua tetap di pondok dan ngaji bersama,” tutupnya.

Heri Priyono-Riyan