blank
Petani garam Jepara berharap harga garam bisa meningkat. ( Foto : Candra )

JEPARA(SUARABARU.ID)– Kebijakan pemerintah  pusat yang menaikkan volume impor garam, dituding jadi salah satu penyebab terpuruknya harga jual garam di tingkat petani  hanya dikisaran Rp. 200 – Rp.250 /kg. Idealnya harga garam minimal harus dikisaran Rp.380 / kg.

Hal tersebut disampaikan oleh Lafiq, Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Tirta Petani, Desa Panggung, Kecamatan Kedung saat melakukan audiensi dengan   Asisten II Sekda Jepara Mulyaji Selasa (5/5-2020).

blank
Audiensi petani garam dengan Asisten II Sekda Jepara, Mulyaji ( Foto : Mas Uut)

Untuk bisa untung harga garam minimal harus di atas Rp. 380 per / kg kilogram. Jika di bawah itu maka otomatis petani akan merugi, tutur Lafiq. Padahal harga jual di tingkat petani lokal sekarang   terjun bebas. “Dengan harga jual Rp. 250, dikali produksi 110 ton, maka petani merugi Rp. 14 juta lebih,” ungkap Lafiq.

Pihaknya meyakini, meningkatnya pasokan garam impor sebesar 2,9 juta ton pada tahun ini, kian memaksa para petani tidak menjual hasil produksinya. Di samping itu, sebanyak 80 persen sisa stok hasil produksi tahun lalu, kembali terancam turun kualitas seiring rendahnya penyerapan.

Ia juga menjelaskan, walaupun saat ini telah memasuki masa produksi, sejumlah petani garam di Kabupaten Jepara justru mengeluhkan hasil panen tahun lalu belum laku dijual.

Ketua Kugar Tirta Petani ini juga menjelaskan, ada lima ratus petani garam yang tergabung dalam kelompoknya. Mereka tersebar di enam desa, yakni Tanggultlare, Bulakbaru, Panggung, Surodadi, Kalianyar, dan Kedungmalang.

Saat ini para petani itu tengah mengolah tambak garam sekitar 720 hektare. Untuk modal per hektare, membutuhkan dana sedikitnya Rp. 41,8 juta. “Dengan asumsi musim garam lima bulan mampu memproduksi 110 ton garam, dengan biaya produksi per kilonya Rp. 380,”  ungkap  Lafiq.

Menanggapi hal tersebut Asisten II Sekda Jepara Mulyaji mengungkapkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak ihwal impor garam. Namun, alternatif mengembalikan garam ke dalam barang kebutuhan pokok, prosesnya tinggal menunggu Perpres. “Kami akan usulkan kepada pemerintah pusat agar mengurangi impor garam,” ujar pria akrab disapa Lilik.

Menurut Mulyaji, Pemkab juga akan memberikan bantuan karpet geomembran bagi sebagian kelompok petani garam. Selain juga membuka komunikasi dengan salah satu industri di Jepara, guna menjajaki peluang penyerapan garam lokal. Kedati begitu, para petani diminta dapat terus memacu inovasi agar kualitas produksi meningkat.

Hadepe

blank

 

 

 

 

 

blank

blank