blank
Seorang pendatang diberikan arahan untuk melakukan isolsasi sebelum pulang ke rumah. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sebanyak 19 desa di Kecamatan Karangrayung menetapkan aturan karantina mandiri atau isolasi kepada para pendatang dan pemudik yang berkunjung ke wilayah mereka. Satu diantaranya yaitu Desa Ketro, Kecamatan Karangrayung.

Sebanyak 83 orang dibagi ke beberapa ruang kelas di SDN 1 dan 6 Ketro untuk menjalani isolasi mandiri. Untuk mengisi waktu luang selama menjalani isolasi, mereka gunakan untuk tiduran di lantai beralaskan tikar. Sebagian lagi mereka duduk santai sambil memainkan gawainya.

Untuk mengobati kerinduan dengan keluarganya, mereka memanfaatkan sarana video call dari ponselnya. Namun, ada beberapa di antaranya yang mendapatkan kunjungan dari keluarganya meskipun harus menerapkan social distancing.

blank

Seorang penghuni tempat isolasi melakukan video call dengan keluarganya. Foto : Hana Eswe.Mereka sama sekali tidak boleh keluar dari bangunan sekolah tersebut. Untuk keamanan, mereka dijaga petugas Linmas dan sukarelawan tim gugus tugas covid-19 Kecamatan Karangrayung.

Mutiah, istri pemudik, mengaku selama suaminya menjalani masa karantina ini, ia bisa bertemu meskipun dengan penerapan social distancing. Pertemuannya tersebut sebatas mengantarkan pakaian baru dan mengambil pakaian lama.

“Saya setiap pagi nganter pakaian suami. Pakaian yang sudah dipakai saya bawa pulang langsung saya rendam di rumah. Ya, bagaimana lagi. Kami harus mematuhi aturan pemerintah,” ungkap Mutiah, yang suaminya bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta.

Kepala Desa Ketro, Suwarsih mengatakan, para pemudik ini dikarantina di dua sekolahan yang masih satu komplek. Mereka diberi fasilitas minum dan MCK.

blank
Pihak keluarga boleh masuk ke areal karantina tetapi harus berjaga jarak. Foto : Hana Eswe.

“Untuk kebutuhan makan para pemudik yang diisolasi ini dibantu Pemkab Grobogan melalui Dinas Sosial. Mereka mendapat bantuan uang tunai yang dikelola desa untuk dibuat lauk-pauk,” ujar Suwarsih.

Di saat yang sama, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Grobogan, Wahyu Imam Rifa’i mengatakan, pihaknya memberikan bantuan kepada para perantau atau pemudik yang pulang kampung ke desanya berupa beras dan uang lauk-pauk.

“Kami dari Dinas Sosial Kabupaten Grobogan memberikan bantuan berupa beras sebanyak 0,4 kilogram dan uang lauk-pauk sebesar Rp 30 ribu untuk 14 hari kepada para pemudik. Nantinya itu dikelola pihak desa untuk diolah menjadi konsumsi bagi para pemudik yang tengah menjalani karantina di masing-masing desa.

Ketat

Saat ini, di setiap kecamatan yang masuk dalam zona merah yaitu Karangrayung, Geyer dan Pulokulon masing-masing desanya melakukan penjagaan ketat. Beberapa desa juga diberlakukan penutupan portal dan posko pemantauan bagi pendatang yang masuk ke wilayah mereka.

“Semua perantau langsung diarahkan untuk isolasi di tempat yang sudah disediakan. Jika tidak ada yang mau diisolasi akan langsung didatangi dan dijemput paksa untuk menjalani isolasi,” jelas para pemuda di Desa Sumberjosari.

Hana Eswe-Wahyu