blank
Ketua Forum Pemuda Wonosobo (FPW) Dwi Sukatman menyerahkan paket sembako pada Ketua Paguyuban PKL setempat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Forum Pemuda Wonosobo (FPW) melakukan kegiatan gotong royong untuk membantu para Pedagang Kaki Lima (PKL) setempat yang terdampak pandemi global Covid-19.

Ketua FPW Dwi Sukatman, Selasa (14/4), mengatakan gotong royong yang dilakukan berupa pembagian paket sembako dan masker pada para PKL. Saat ini banyak PKL yang tidak jualan karena sepi pembeli dan nihil pusat keramaian di Wonosobo.

“Paket sembako dan masker dibagi langsung ke rumah para PKL tidak dilakukan secara bersama-sama di satu tempat. Mengingat di masa physical dan social distancing tidak boleh ada pengumpulan massa dalam jumlah banyak di satu tempat,” ujarnya.

Sembako dan masker, sambung owner Independent Digital Printing itu, didapat dari hasil gotong royong dan donasi para pemuda yang ada di wonosobo dan sekitarnya. Beberapa elemen pemuda terlibat dalam gerakan bakti sosial ini.

Harus Bangkit

blank
Paket sembako dari Forum Pemuda Wonosobo (FPW) yang siap didistribusikan ke para PKL setempat. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Dwi, kegiatan ini disambut positif para PKL yang menerima bantuan. PKL yang ada di Wonosobo banyak yang berjualan di sekitar pasar, area PKL di komplek Masjid Jami’, di arena pusat keramaian dan tempat-tempat strategis lainnya.

Ketua Paguyuban PKL Wonosobo Saad Priyono mengaku sangat berterima kasih kepada FPW. PKL sering dianggap menjadi sumber persoalan oleh pemetintah tapi justru merupakan pejuang tangguh ekonomi kerakyatan.

“Bagaikan hujan di padang pasir. Sebab PKL jarang sekali tersentuh program pemerintah dan sering dicap sebagai sumber masalah. Kali ini ada komunitas yang mau peduli terhadap nasib PKL,” katanya.

Ditambahkan Dwi, walau bantuan yang diberikan belum seberapa tapi paling tidak bisa memberi penguatan ekonomi pada teman-teman PKL. Banyak sekali pihak yang terkena dampak wabah virus Corona ini. Semua harus tetap semangat dan berikhtiar untuk bangkit dari keterpurukan.

Muharno Zarka-Wahyu