blank
Pawai dugderan dengan mengusung Warak Ngendhog, selalu dilaksanakan jelang bulan puasa oleh umat Islam. Foto: dok. SB.ID
blank
Dyah Ratna Harimurti. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Semarak perayaan Dugderan dalam menyambut datangnya Ramadan 1441 H di Kota Semarang, dipastikan ditiadakan. Kepastian itu juga termasuk karnaval, yang digelar sehari sebelum memasuki bulan puasa. Peniadaan tradisi rutin setahun sekali ini, diakibatkan mewabahnya virus Corona.

Anggota DPRD Kota Semarang dari Fraksi PDI Perjuangan, Dyah Ratna Harimurti yang akrab disapa Mbak Detty mengakui, kondisi saat ini sedikit mengundang rasa prihatin.

BACA JUGA : Hendi : PNS Dilarang Mudik

”Meski saat ini kita sedang prihatin, Ramadan harus tetap disambut dengan suka cita. Namun tidak harus ada kemeriahan, tradisi karnaval bisa dialih kan dengan yang lebih bersifat social care,” kata Detty dalam keterangannya belum lama ini.

Dia pada prinsipnya menyatakan setuju, dengan tidak adanya kerumunan massa. Hal itu sebenarnya biasa terjadi saat kegiatan karnaval digelar pada tahun-tahun sebelumnya.

Di Kota Semarang sendiri, Dugderan sudah melekat sebagai tradisi menyambut datangnya Bulan Ramadan, yang dimeriahkan dengan datangnya beragam pedagang dari luar kota. Dugderan sendiri menempati area dekat Masjid Agung Semarang (MAS) dan sekitar kawasan Pasar Johar.

Tak Ada Tarawih
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD kota Semarang Anang Budi Utomo menambahkan, pada prinsipnya tidak akan ada perayaan Dugderan, dengan kegiatan karnaval seperti tahun-tahun yang lalu.

Menurut dia, saat ini sebagai pengganti ditiadakannya kegiatan dugderan dan pawai, sedang dirancang oleh pemkot. Paling tidak ada pemukulan bedug di Masjid Agung Semarang (MAS) dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), sebagai pertanda dimulainya umat Islam menjalankan ibadah puasa.

Anang berharap, agar Pemkot Semarang bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. Termasuk nanti ada imbauan untuk tidak melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di masjid, agar physical distancing lebih terjaga.

”Kita upayakan tidak mengundang kerumunan massa. Bila perlu diadakan penutupan jalan protokol. Intinya, agar selalu ada evaluasi terhadap kebijakan, termasuk kemungkinan penutupan jalan-jalan protokol diperluas,” imbuh dia.

Riyan-Muha