blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berbincang dengan TKI yang baru saja pulang dari Malaysia, warga Desa Jungsemi, Kabupaten Kendal, Minggu (5/4/2020).

KENDAL (SUARABARU.ID) – Dua hari lalu, Sakur (35) dan Anas Muhidin (24) menginjakkan kakinya di Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal. Setelah merantau menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, keduanya memutuskan pulang kampung karena pandemi corona.

Perjalanan panjang keduanya tempuh untuk tiba di rumah. Pergi meninggalkan Negeri Jiran sejak 31 Maret lalu, keduanya harus menjalani isolasi selama tiga hari di Batam untuk kemudian dinyatakan sehat dan diperbolehkan terbang ke Jogja.

“Setelah tiga hari disana, kami kemudian terbang ke Jogja dan baru tiba di rumah ini dua hari lalu. Langsung kami didata dan dicek kesehatannya. Setelah itu kami isolasi di rumah,” kata Sakur saat ditemui di rumahnya, Minggu (5/4).

blankDalam perjalanan pulang itu, keduanya harus melewati beberapa kali pengecekan. Setibanya di rumah, Sakur yang memiliki anak balita tak dapat melepas kangen padanya.

Anaknya itu tinggal bersama ibunya di rumah belakang tempatnya melakukan isolasi. Meski dapat memandang dari kejauhan, namun ia sedih karena tidak bisa menggendongnya.

“Anak saya balita, sejak pulang dari Malaysia, saya dan Anas langsung isolasi mandiri di rumah. Belum berani bertemu keluarga. Rasanya pengen gendong anak,” ucap Sakur lirih.

Rasa kangen bertemu keluarga terpaksa dikubur dalam-dalam. Keduanya sepakat, selama 14 hari tidak akan keluar rumah dan tidak berjumpa dengan keluarga.

“Kalau dikatakan kangen, ya kangen sekali. Tapi belum berani ketemu. Biar menjaga satu sama lain. Saya tidak tahu, apakah saya membawa virus corona itu atau tidak, yang penting menjaga agar anak dan keluarga tidak tertular,” imbuh Sakur.

Sakur dan Anas berangkat ke Malaysia untuk mengadu nasib. Keduanya bekerja di bagian kelistrikan dan mendapat upah 70 Ringgit sehari.

“Alhamdulillah uangnya masih ada, jadi kalaupun harus isolasi selama dua minggu, masih punya tabungan,” timpal Anas.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang touring ke desa-desa untuk mengecek tempat karantina menyempatkan waktu untuk menengok Sakur dan Anas.

Dengan menjaga jarak dan mengenakan masker, Ganjar mengajak ngobrol dua warganya itu serta memberikan motivasi.

Ganjar juga memberikan sembako kepada keduanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama karantina.

“Pokoknya kudu sabar, sampai 14 hari harus karantina di rumah. Kalau merasa batuk, pilek dan demam, segera telepon bidan desa untuk dilakukan tindakan,” kata Ganjar.

Ganjar mendoakan agar keduanya sehat dan tidak terpapar covid-19. Meski begitu, ia tetap meminta agar Kepala Desa serta bidan desa selalu aktif melakukan pemantauan.

“Tidak hanya untuk mas Sakur dan mas Anas ini, nanti kalau ada warga lain yang mudik harus dikarantina selama 14 hari. Kita semua menjaga bersama, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas,” imbuhnya.

Ganjar juga meminta masyarakat di sekitar untuk bergotong royong membantu saudara sekitar. Apabila ada salah satu warga yang terdampak, maka warga yang mampu harus mengulurkan bantuan.

“Hidupkan lagi lumbung desa, jimpitan dan giatkan sumbangan bagi mereka yang mampu. Tujuannya untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak,” tutupnya.

Hery Priyono