blank

Oleh : Indria Mustika, S.Pd.,M.Pd

Dunia tersentak. Virus Corona yang baru terindentifikasi di Wuhan, Tiongkok  akhir 2019 dengan cepat menyebar segala penjuru dunia.

Virus yang menyerang sistem pernafasan, pneumonia akut sampai kematian  ini kemudian oleh badan kesehatan dunia WHO  ditetapkan sebagai pandemi global. Dalam waktu cepat, virus ini kemudian menjadi momok  paling menakutkan.

Bahkan karena penyebarannya melalui   kontak dan interaksi langsung antar manusia,  virus ini kemudian merubah cara-cara orang berkehidupan, termasuk di Indonesia. Sebab   salah satu cara yang efektif untuk memutus mata rantai penyebarannya adalah menghindarkan kontak dan interaksi langsung antar manusia

Karena itu tinggal di rumah sembari menjaga seluruh isi rumah  tetap steril dari penyebaran virus,  dan imunitas tubuh yang tetap terpelihara   menjadi langkah antisipasi yang direkomendasikan oleh WHO.

Bahkan kemudian Presiden Joko Widodo memperkenalkan satu konsep memutus mata rantai itu dengan serangkaian tindakan: sekolah di rumah, ibadah  di rumah, dan bekerja dari rumah sebagai impelementasi peringatan global, social distancing dan psycal distancing.

Dalam keadaan darurat itu kemudian para pelajar disemua jenjang pendidikan “dirumahkan” untuk belajar mandiri dalam jangka waktu yang disebut dinamis. Sebab kapan mereka dapat kembali menikmati  proses belajar mengajar yang wajar  di sekolah,  sangat ditentukan ketuntasan pemerintah dan masyarakat  menyelesaikan penyebaran virus ini.

Sementara dari data  yang ada  jumlah penyebaran dan korbannya  masih saja terus bertambah.

Pertanyaannya kemudian, mudahkah anak belajar mandiri dirumah?. Bagi sebagian kecil sekolah, guru, anak dan orang tua  belajar  dalam jaringan atau belajar online dengan menggunakan faslitas teknologi tidak menjadi persoalan. Sebab pada kelompok kecil ini, hal demikian  sudah biasa  dilakukan.  Namun tidak bagi sebagian besar anak dan bahkan  guru di Indonesia.

Karena itu pada situasi darurat ini posisi Ibu sangat penting untuk menjadi pendamping putra-putrinya belajar mandiri di rumah. Walaupun tidak mudah untuk menghadirkan kelas yang menyenangkan di rumah bagi yang belum pernah melakukan. Berikut ada beberapa cara Ibu menjadi guru yang efektif bagi putra-putri ditengah ancaman pandemi global covid – 19.

Langkah-langkahnya:

  1. Ajak anak terlibat dalam gerakan melawan covid-19.

Jika anak tidak diberikan pemahaman mengapa mereka harus belajar di rumah, maka bisa saja mereka menganggap belajar mandiri di rumah  adalah libur sekolah.

Padahal belajar mandiri ini adalah untuk memutus mata rantai penyebaran virus melalui kontak dan interaksi langsung dengan tetap memanfaatkan waktu pada masa darurat ini dengan   belajar.

Karena itu, mengajak anak terlibat dalam gerakan melawan virus corona sangat penting. Caranya dengan mengedukasi anak  semua protokol kesehatan  yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Bangun komunikasi dengan guru.

Jika ada kesulitan untuk memahami tahapan pelajaran yang harus dipelajari oleh anak anda selama belajar di rumah, ada baiknya anda segera membangun komunikasi dan konsultasi dengan guru. Dengan demikian anda dapat mendampingi anak sesuai tahapan materi ajar yang diberikan oleh guru.

3. Pahami bahwa anak anda sedang proses belajar.

Setiap anak memiliki cara yang belajar yang berbeda. Berikan ruang dan kesempatan anak anda belajar dengan cara yang ia sukai. Bukan cara anda.

Pahami bahwa anak anda sedang mengikuti proses belajar, untuk   menguasai dan memahami pelajaran secara bertahap.

Jika  karena itu ia salah, jangan pernah memarahi atau membandingkan dengan anak lain. Sebab jika anda melakukan itu, justru akan mematahkan semangat belajar anak anda.

4. Anda harus mengerti tugas sekolah yang harus dikerjakan.

Komunikasi dengan anak bagian penting dalam  membimbing anak anda dalam belajar mandiri di rumah .

Karena itu anda harus memiliki informasi tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh anak anda. Dengan demikian anda dapat mengingatkan anak anda jika ia lupa.

5. Susun bersama jadwal kegiatan anak dan keluarga.

Jadwal ini disusun bersama dengan memadukan jadwal pelajaran di sekolah, kegiatan keluarga, waktu istirahat serta waktu pribadi bagi anak.

Bimbing anak anda menggunakan waktu ini dengan baik. Tetapkan bersama satu ada dua kegiatan rutin yang dilakukan bersama-sama di rumah dengan anggota keluarga yang lain.

Dengan demikian anda mengajar anak untuk bekerjasama, disiplin dan bertanggung jawab.

6. Siapkan fasilitas yang memadai sesuai kemampuan.

Fasilitas belajar perlu disiapkan sesuai dengan kemampuan. Sebab fasilitas belajar ini sangat penting dan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar anak anda karena dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar.

Fasilitas ini bisa berupa alat tulis, buku, android, tempat belajar mupun fasilitas belajar lain untuk mendukung anak belajar secara individual di rumah.

7. Belajarlah materi pelajaran anak.

Jika anda ingin dapat membantu anak belajar mandiri di rumah, salah satu cara yang baik adalah anda harus  mengerti tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari oleh  anda.

Dengan demikian anda dapat membantu ketika mereka mengalami kesulitan. Atau anda bisa berkonsultasi  dengan guru anak anda.

8. Berikan anak anda waktu pribadi.

Sebaiknya orang tua memberikan waktu pribadi bagi anak untuk memilih aktivitas yang ia inginkan.

Tugas anda hanya memberikan pengertian agar mereka dapat manfaatkan waktu dengan baik, benar dan bertanggung jawab.

9. Berikan kasih sayang dan perhatian.

Tidak mudah bagi anak yang sejak masa usia sekolah berada diluar rumah, beriteraksi dengan lingkungan sekolah dan teman-temannya, tiba-tiba saja harus berada di rumah untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Karena itu kasih sayang dan perhatian diharapkan akan membuat anak-anak betah tinggal dirumah.

Semoga kita sekalian diberikan kesungguhan dan kemampuan untuk membantu dan membimbing anak-anak kita untuk terus belajar di rumah  di tengah-tengah ancaman virus corona.

Dengan cara itu kita dapat menjaga semangat mereka agar terus mengembangkan   kebiasaan dan bahkan budaya belajar dalam keadaan sesulit apa pun.

(Penulis adalah guru SMKN 2 Jepara dan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Tata Busana Provinsi Jawa Tengah)