blank
Pengelola obyek wisata Telaga Warna di Dieng tengah memasang pengumuman penutupan sementara. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Para pelaku wisata, khususnya di kawasan dataran tinggi Dieng Wonosobo dan Banjarnegara saat ini sangat merasakan dampak dari merebaknya wabah virus Corona yang telah menyebar ke mana-mana.

Karena pemerintah mengeluarkan kebijakan objek wisata yang berpotensi dikunjungi puluhan, ratusan hingga ribuan orang per hari, sementara waktu, harus ditutup demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19.

Hal tersebut pasti berpengaruh pada perputaran ekonomi kawasan wisata Dieng yang saat ini memang bertumpu pada sektor wisata. Setiap akhir pekan, liburan sekolah dan akhir tahun serta liburan lebaran, kawasan Dieng selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Salah satu Pengelola Objek Wisata Telaga Warna Dieng Agus Purnomo, Sabtu (4/4), mengakui potensi kehilangan pendapatan dari retribusi pengunjung, bisa mencapai ratusan juta per bulannya dan merugikan pendapatan daerah dan pengelola obyek wisata.

“Terhitung sejak tanggal 17 Maret objek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon sudah ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Wisatawan mancanegara maupun domistik sudah tidak bisa mengunjungi dataran wisata Dieng,” tuturnya.

Menurutnya, dari kalkulasi yang ada dampak penutupan objek wisata di Dieng, ada kehilangan pendapatan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta per bulan, hanya dari penjualan karcis masuk saja.

Jadwal Ulang

blank
Salah satu pesona obyek wisata Telaga Warna di kawasan dataran tinggi Dieng Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

“Belum termasuk kerugian para pedagang yang berjualan di kawasan wisata dan tukang parkur, angka kerugian akan jauh lebih besar lagi. Jumlah pengunjung di Telaga Warna per hari ada sekitar 500-1.000 orang,” jelasnya.

Pihaknya menyebut, dengan harga tiket per lembar Rp 12.500,- maka potensi pemasukan dalam satu hari bisa sampai Rp 10 juta. Selain untuk biaya operasional pengelola, pendapatan obyek wisata Telaga Warna juga untuk BKSDA, Desa Jojogan dan Desa Dieng Wetan, sesuai kontrak yang telah disepakati bersama.

“Dengan adanya penutupan ini, otomatis menjadi beban berat bagi perusahaan selaku pengelola. Selain tidak ada pendapatan yang masuk, karyawan seperti petugas pengamanan obyek wisata dan petugas kebersihan masih harus diberi gaji,” katanya.

Namun demikian, pihak manajemen perusahaan diakuinya bisa memahami kondisi dan situasi yang saat ini tengah dihadapi, yaitu harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa manusia daripada kepentingan sepihak.

“Kami menaati apa yang menjadi ketentuan dan arahan pemerintah serta turut berdoa agar wabah korona ini segera tuntas. Setelah kondisi tanggap darurat Covid-19 ini berakhir, seluruh obyek wisata di Dieng akan dibuka kembaki,” tegasnya.

Kepada sejumlah biro perjalanan wisata yang beberapa waktu telah menjadwalkan kunjungan ke Telaga Warna, Agus menambahkan, telah menjalin komunikasi perihal adanya penutupan, sehingga bisa dijadwalkan ulang.

Muharno Zarka-Wahyu