blank
Petugas gabungan di Posko Pemantauan dan Pengawasan Covid-19 perbatasan Jateng-Jatim di Bogorejo, Blora, memeriksa dengan ketat warga yang keluar masuk Blora. Foto : SB/Wahono.

BLORA (SUARABARU.ID) – Bupati Blora, Jawa Tengah, H. DJoko Nugroho, Senin (30/3/2020), membatah keras ada salah satu warganya di Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Blora, terpapar Covid-19.

Bupati yang memimpin 16 wilayah kecamatan dengan 295 desa/kelurahyan itu perlu untuk mengklarifikasi hal itu, untuk upaya meredam keresahan masyarakat terhadap isu yang beredar tentang Covid-19.

“Kejadian di Desa Sogo, itu bukan terpapar virus corona, ibu itu meninggal karena usai keguguran,” jelas Kokok, panggilan sehari-hari Bupati Blora.

Dijelaskan Kokok, setelah keguguran di rumah sakit (RS) PKU Muhammadiyah Cepu, wanita itu pulang ke desanya. Namun karena merasa sakit lagi, kembali ke RS, dan belum sampai ditangani tim medis sudah meninggal dunia.

blank
Pemkab Blora mendirikan satu lagi Posko Pemantauan dan Pengawasan Covid-19 bersama di kawasna hutan jati perbatasan Jateng-Jatim di Bogorejo, Blora. Foto : SB/Wahono.

“Ternyata pasien itu punya riwayat hipertensi, dan diabetes melitus,” tambah mantan Dandim Rembang ini.

Saat klarifikasi, Bupati  didampingi Sekda Blora Komang Gede Irawadi, dan pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, yakni terkait kematian satu warga Desa Sogo itu.

Keguguran

Satu klarifikasi lagi adalah ada satu warga Desa Keser, Kecamatan Tunjungan, Blora, dalam posisi pulang dari Jakarta diisukan pernah kontak dengan penderita Covid-19, padahal dia pulang karena toko tempat kerjanya ditutup.

“Kalau ini tidak kami jelaskan, bisa meresahkan warga, seperti horor saja, padahal Blora ini nihil Covid-19,” tandasnya.

Bupati mengakui masyarakat sempat resah, karena petugas rumah sakit (RS) ketika mengantarkan jenazahnya pulang ke Desa Sogo memakai alat pelindung diri (APD) untuk keamanan saja dan APD ini yang membuat salah paham.

Djelaskan Kokok, prosedur itu sudah benar petugasnya mengantarkan jenazah pakai APD. Lantaran sedang marak pemberitaan virus corona, disangkut-sangkutkan dengan Covid-19, padahal sama sakali tidak terkait virus corona.

Bupati minta agar masyarakat bisa bijak ketika menerima informasi yang belum jelas kebenarannya, dan jangan langsung disebarkan warga lain. Juga kepada wartawan agar memberitakan dari fakta dan sumber yang benar.

“Kalau ada apa-apa, langsung hubungi hotline yang ada di website corona.blorakab.go.id atau ke posko yang ada di di Dinkes ini,” pesan Bupati Blora.

Wahono-trs