blank
Ketua SAR Wonogiri Kompol (Purn) H Warseno (kiri) foto bersama Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto (kedua dan kesatu dari kanan).(Foto:SAR Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Masyarakat Kabupaten Wonogiri berduka. Ketua Search And Resque (SAR) Kabupaten Wonogiri, Kompol (Purn) H Warseno SH berpulang.

Upacara pemakamannya dilaksanakan Sabtu siang (28/3), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bibis, Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.

Sebagaimana dituliskan dalam lembar edaran lelayu, Warseno, meninggal Sabtu pagi (28/3) pukul 06.00 karena sakit. Almarhum meninggalkan seorang isteri, Ny Sri Ngatini, seorang anak (Wahyuono Kuswoyo-Ana Sri Wahyuni) dan seorang cucu (Dorada Beril Sopiana Widadi). Upacara pemakaman diawali dari rumah duka di Joho Kidul RT 1/RW 3, Kelurahan Giriwono, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.

Khabar meninggalnya H Warseno, awalnya diunggah di akun facebook milik Wisnu (senior personality relawan SAR Wonogiri), dan langsung mendapatkan respon ucapan bela sungkawa dari banyak orang.

Anggota SAR Wonogiri, Purwanto, menyebutkan Warseno adalah sosok yang sederhana, akrab dengan para relawan kemanusiaan, bersikap disiplin dan tegas dalam bertindak. ”Dia selalu menanamkan sikap agar anggota SAR senantiasa ikhlas dalam melaksanakan tugas,” jelasnya.

blank
Ketua SAR Wonogiri Kompol (Purn) Warseno, saat memimpin tumpengan untuk acara sederhana memperingati HUT Ke 15 SAR Wonogiri.(Foto:SAR Wonogiri)

Berhati Mulia
Di akun facebook Riyanto Mulyo, dituliskan keluarga besar SAR Kabupaten Wonogiri berduka atas meninggalnya Warseno. Dia dikenal sebagai sesepuh yang berhati mulia, baik, tegas, penyayang, penuh perhatian dan memiliki kharisma.

Tanggal 16 Maret 2020 lalu, merupakan ultah Warseno yang ke 63. Di hari jadi SAR Wonogiri, Selasa (24/3), Warseno memesan sendiri tumpeng istimewa untuk peringatan ultah SAR Wonogiri.

Di tengah-tengah mewabahnya Corona Virus Diesease (Covid)-19, Warseno, tampil memimpin langsung peringatan ultah SAR Wonogiri Tahun 2020.

”Kami tidak mengira, itu adalah firasat beliau akan meninggalkan kami untuk selama-lamanya,” kesan Riyanto Mulyo sembari menambahkan, Warseno, semasa hidupnya senantiasa membakar hati para anggota SAR Wonogiri untuk terus melangkah demi kemanusiaan.

Semasa berdinas, insan Bhayangkara ini pernah menjabat sebagai Kapolsek di sejumlah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, termasuk menjadi Kapolsek di Selogiri dan Wonogiri Kota. Sebelum kemudian alih tugas menjadi Kasat di induk Mapolres dan dipercaya sebagai Ketua Primkopol Wonogiri.

Sesepuh Ojek

Pak polisi Warseno, semasa bertugas dikenal akrab dengan anak jalanan. Bahkan dia diangkat sebagai sesepuh organisasi Ojek Sorsem, yakni komunitas ojek sepeda motor yang dulu mangkal di perempatan bangjo Giriwono, Wonogiri. Kata Sorsem, merupakan akronim ngisor asem (bawah pohon asam), yang dulu tumbuh di lokasi para pengojek itu mangkal.

blank
Ketua SAR Wonogiri Kompol (Purn) Warseno (kedua dari kanan) foto bersama dengan Kapolres Wonogiri dan Dandim 0728.(Foto:SAR Wonogiri).

Jabatan sebagai Ketua SAR Wonogiri, dia emban sejak berdirinya SAR Wonogiri, yakni Tahun 2005 sampai sekarang, dan tak pernah tergantikan.

”Tidak ada yang mau menggantikan saya, mungkin tidak siap untuk ngrekasa (menderita),” ujar Warseno suatu saat ketika hadir dalam acara di Alun-alun Wonogiri.

Dalam situasi sulit, insting Warseno menuntun ke perbuatan praktis, taktis dan stretegis. Itu sebagaimana pernah dia lakukan saat memberikan petunjuk kepada relawan SAR yang minta kiriman perahu untuk menolong petani terjebak genangan air Waduk Gajahmungkur di wilayah Kecamatan Giriwoyo (60 kilometer arah selatan Kota Wonogiri).

Gedebok Pisang

”Segera saja buat rakit dari debok (gedebok pisang), jangan menunggu kiriman perahu dari Wonogiri, itu terlalu lama,” perintah Warseno melalui alat komonukasi (Alkom). Sebab kasihan, ketika bertahan naik ke atas pohon, dia menderita demam karena disengati kalajengking. Di pohon tersebut, ternyata banyak kalajengking-nya.

Semasa hidupnya, almarhum akrab dengan awak media, dan suka memberikan kemudahan dalam pemberian informasi. ”Jangan ke lokasi, tidak ada jalannya, medannya sulit,” ujarnya ketika ada wartawan yang ingin menyusulnya saat memimpin evakuasi temuan mayat di lereng puncak gunung.

Sebagai konsekuensi tidak ingin disusul wartawan, Warseno, rela memberikan foto-foto dokumentasi jalannya evakuasi mayat temuan tersebut ke awak media. Engkau banyak meninggalkan kenangan, selamat jalan komandan, semoga husnul khotimah dan diterima di sisi-Nya.

Bambang Pur