blank
Kapolres AKBP Christian Tobing didampingi Dandim 0728 Letkol (Inf) Imron Masyhadi, ikut melakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi pemudik dan kru bus. Bersama Bupati Joko Sutopo dan gugus penanganan corona, dilakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan di Terminal Giri Adi Pura Wonogiri.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Imbauan untuk menunda mudik dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jakarta, ternyata dibaikan oleh kaum boro (perantau). Kedatangan para pemudik yang pulang kampung, dikhawatirkan dapat berpotensi menyebarkan virus corona.

Di Jakarta, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, meminta agar para perantau menunda mudik, menunggu situasi kondusif. Sebab, mudik melibatkan banyak massa, berpotensi menjadi titik penyebaran virus corona. Pemudik yang pulang kampung, akan berpotensi membuat wilayah persebaran Corona Virus Disease (Covid)-19 semakin luas.

Kemenhub, telah berupaya menggencarkan kampanye menunda mudik secara terus-menerus. Namun kenyataannya, itu tidak diindahkan oleh kaum boro. Di Semarang, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, berkata: ”Saudara-saudara kita (yang merantau, maksudnya) mempercepat mudik ke kampung halaman.”  Kemarin, ujar Gubernur, ada 80 bus membawa 1.776 penumpang dari Jakarta ke Jepara.

blank
Bupati Wonogiri Joko Sutopo didampingi Kapolres AKBP Christian Tobing, melakukan kunjungan ke Terminal Giri Adipura. Bersama gugus penanganan corona, dilakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan kepada para kru bus dan pemudik yang pulang kampung.

Peningkatan Penumpang
Juga terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng. Misalnya pada Tanggal 22 Maret 2020 di Terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323 penumpang turun, di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di Terminal Cepu, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, dan lainnya.

Di Wonogiri, selama sepekan belakangan ini tercatat total kedatangan bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giri Adipura, ada sebanyak 876 bus dengan membawa penumpang sebanyak 14.140 orang. Jumlah kedatangan Selasa (24/3), tercatat ada sebanyak 44 bus mengangkut 960 orang, terdiri atas 834 penumpang dan 126 kru bus. Dari mereka, ditemukan ada sebanyak 7 orang sakit demam, batuk dan pilek. Perinciannya sebanyak 6 orang penumpang, dan satu orang kru bus.

Kepala Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto SSos, MM, menyatakan, pelonjakan jumlah kedatangan penumpang sebanyak ini biasanya hanya terjadi pada saat arus mudik Lebaran. ”Tapi kali ini terjadi, setelah Jakarta dinyatakan berstatus tanggap darurat corona,” jelasnya.

blank
Personel Dokkes Polres Wonogiri bersama tim gugus pencegahan virus corona, melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para penumpang bus di Terminal Giri Adipura Wonogiri.

Tegas dan Ketat
Menyikapi gelombang mudik yang terjadi sata ini, Gubernur Ganjar Pranowo, meminta kepada kepala daerah, para bupati dan walikota untuk mencermatinya. ”Mohon lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus,” tegasnya. Protokol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW. Dengan demikian jika ditemukan pasien positif baru, akan bisa ditelusuri riwayat kontak dan pergerakannya.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo telah menginstruksikan kepada seluruh camat, kepala desa (Kades) dan lurah, termasuk para Ketua RW dan RT, untuk dapat memberikan pelayanan dan pengawasan secara khusus kepada para perantau yang mudik. Utamanya dalam hal kesehatannya.

Pemudik yang kedapatan sakit, dianjurkan untuk segera berobat ke institusi pelayanan kesehatan (Yankes) terdekat, dan diserukan untuk secara ketat mematuhi protokol pencegahan corona virus. Termasuk ketentuan social distancing, yakni untuk berdiam diri di rumah selama 14 hari dan menjaga jarak, dalam upaya mewujudkan pencegahan Covid-19.

Bambang Pur