blank
Drs Subandi, Kepala SMKN 3 Jepara yang juga menjadi Ketua Dewan Pendidikan Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Keputusan yang diambil Gubernur Jawa Tengah  Ganjar Pranowo Sabtu malam 14 Maret untuk meliburkan semua jenjang sekolah di Jawa Tengah adalah keputusan darurat.

Sebab tujuannya untuk memutus mata rantai penularan virus corona melalui peserta didik yang di Jawa Tengah jumlahnya mencapai 7 juta siswa lebih dan memastikan proses belajar tetap berjalan

Karena itu respon sangat beragam. Namun Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menggapresiasi keputusan Gubernur Jateng. Bahkan Mendikbud siap mendukung implementasi penundaaan Ujian Nasional. Kebijakan  Ini bahkan dinilai untuk memastikan  keamanan dan keselamatan warga sekolah.

Sementara itu di Jepara, respon cepat dilakukan oleh Disdikpora dan  para kepala sekolah bersama para guru. Setelah mendapatkan informasi libur 14 hari, fihaknya langsung melakukan koordinasi dengan para Ketua MKKS SMP dan Satkordik, ujar Sekretaris Disdikpora Kabupaten Jepara, Ali Hidayat, M.Pd.

Sementara itu dilingkungan sekolah, walaupun beragam, hari pertama kemarin  banyak digunakan untuk koordinasi,  konsolidasi dan penyusunan program pembelajaran.

Sebab tidak  mudah memindah proses belajar   dikelas dengan belajar di rumah. Namun para kepala sekolah dan guru kemudian melakukan inovasi secara cepat.

Di SMKN 3 Jepara  misalnya, menurut Subandi belajar mandiri di rumah digunakan untuk Penilaian Akhir Semester bagi siswa kelas XI. Sebab dalam agenda pendidikan mereka direncanakan akan melaksanakan PKL pada tanggal 1 April mendatang.

“Kami gunakan moda CBT dan menggunakan fasilitas e-Learning,” ujar Kepala SMKN 3 Jepara Subandi yang juga menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jepara.

Menurut Subandi, karena akan segera menggunakan kelas online, para guru tengah bekerja cepat menyiapkan konten materi  yang akan di ajarkan dengan menggunakan moda CBT.

“Kami memastikan  walaupun tidak ada pembelajaran tatap muka, pembelajaran online tetap efektif. Apalagi dunia teknologi informasi telah dikuasai oleh para siswa,” ujar Subandi.

Harapan kami justriu pada orang tua untuk bekerjasama dan memberikan dukungan bagi pembelajaran mandiri dirumah. Jangan biarkan anak anak menganggap ini adalah hari libur dan kemudian malah digunakan untuk bermain diluar rumah.

“Sebab program belajar mandiri dirumah  ini adalajh untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona yang penyebaran melalui kontak langsung,” ujarnya.

Sementara para guru dan tenaga kependidikan tetap aktif di sekolah untuk mempersiapkan intrumen pendukung pembelajaran berbasis online dan juga untuk memastikan pembelajaran mandiri tetap berjalan baik.

Hal yang sama  juga disampaikan oleh Zainudin, M.Ds Kepala SMKN 2 Jepara. Kepada SuaraBaru ia menuturkan, perubahan belajar tatap muka di kelas saat ini sedang dialihkan dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) atau yang juga dikenal dengan pembelajaran online.

“Kami melakukan desiminasi pembelajaran guru oleh guru TIK  dan guru yang telah dikirim ke diklat,” ujarnya. Disamping itu juga menggunakan  whatsApp. Intinya proses belajar mengajar tetap dilakukan.

Karena itu untuk siswa SMKN 2 diharapkan memanfaatkan benar-benar belajar mandiri dirumah dengan sebaik baiknya. Hindari untuk keluar rumah, sebab libur ini juga untuk memutus mata rantai penyebaran virus corono, tambah Zainudin.

Sedangkan Kepala SMPN 2 Keling, Eko Sulistiyanto S.Pd, M.Pd dengan cepat melangkah membuat edaran kepada orang tua melalui surat nomor 422.158 tertanggal 15 Maret 2020.

Dalam surat tersebut ia  meminta perhatian orang tua dan siswa agar  libur selama  2 minggu mulai 16 Maret – 29 Maret 2020 digunakan dengan sebaik-baiknya untuk pembelajaran di rumah.

Kepada siswa,   Eko Sulistiyanto minta agar melaksanakan KBM dirumah sesuai dengan materi pembelajaran atau tugas yang diberikan oleh guru. Disamping itu bisa menggunakan perangkat teknologi atau media sosial. Ia juga minta kepada para siswa untuk mengurangi  aktivitas di luar rumah, menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.

Kepada orang tua murid ia minta agar memantau dan membimbing putra putrinya dan selalu berkoordinasi dengan guru/wali kelas/ guru BK serta melaporkan kondisi kesehatan siswa kepada kepala sekolah.

Sedangkan pemberitahuan lain adalah tidak adanya kegiatan ekstra kurikuler sampai tanggal 29 Maret serta nomor telpon yang bisa dihubungi untuk berkonsultasi, baik wali kelas, guru BK  atau Humas SMPN Keling.

Sedangkan Kepala S,MPN 1 Jepara, Ahmad Nur Rofiq M.Pd menjelaskan akan ada tugas untuk siswa yang harus dikerjakan dirumah. Pemberitahuan libur dan model pembelajaran sudah dsampaikan simbolis kepada siswa  yang Senin kemarin.

Sementara Kepala SMPN 2 Jepara, Fatkhurrohman  M.Pd menjelaskan,  Senin kemarin ia telah memberitahukan kesemua wali kelas  untuk menginformasikan kepada peserta didik dan orang tua agar belajar online melalui Raung Guru. Sebab saat ini memfasilitasi belajar online secara gratis  terkait dengan Covid-19.

Sedangkan untuk guru tetap masuk untuk mempersiapkan e-rapor dan membuat tugas untuk siswa melalui geogle form dan geogle classrom bagi  yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi tersebut untuk penugasan online dalam pembelajaran.

Sementara itu Sumanto S.Pd, Kepala SDN 4 Bondo mengungkapkan, pada libur 14 hari guru tetap masuk dan memberikan tugas kepada siswa yang diampunya.

Pada kelas kecil guru mengunjungi murid di rumah dan mengedukasi orang tua dalam membimbing putra-putrinya. Juga dikirim buku ajar sesuai dengan jadwal pelajaran setiap hari. Juga pembelajaran yang dikirim melalui WA orang tua

blank
Salah satu aktifitas murid SDN 3 Keling yang di kirim orang tua kepada guru

Pada tingkat SD, inovasi juga dilakukan dalam memanfaatkan libur 14 hari,  seperti yang dilakukan SDN Keling 3. Menurut Kepala Sekolah SDN 3 Keling Sarwijiyanti, S.Pd.,M.Pd., walaupun tidak menggunakan internet tetapi komunikasi selama ini dengan orang tua digunakan dengan menggunakan grup WhatsApp. Masing-masing guru telah memiliki no WA orang tua.

”Itulah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua  dan memantau perkembangan belajar siswa. Termasuk memberikan tugas.” ujar Sarwijiyanti kepada SuaraBaru.id. Sementara Kepala Sekolah dan guru tetap bekerja di sekolah untuk memantau dan memberikan penugasan  dan pembimbingan kepada anak-anak.

Hadi Priyanto