Eks Pedagang Taman Poci Kembali Unjuk Rasa

2039
0
blank
LONG MARCH - Puluhan pedagang yang didampingi Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat melakukan long March dari Jl Kol Sudiarto menuju lokasi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Tegal. (foto: akbar budi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Eks pedagang Taman Poci Kota Tegal, kembali menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, Senin (9/3). Para pedagang yang didampingi Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat melakukan long March dari Jl Kol Sudiarto menuju lokasi unjuk rasa.

Massa yang dikawal aparat kepolisian menuntut keadilan atas penggusuran tempat mereka berjualan selama ini di kawasan Taman Poci, tepatnya di depan stasiun Tegal. Dalam tuntutannya massa mengutuk keras kegiatan pembongkaran tanpa mengabaikan hak tinggal serta lokasi berdagang yang digunakan sebagai tempat mencari nafkah.

Koordinator aksi Agus Sumardi mengatakan, penggusuran dinilai cacat hukum karena pada saat pelaksanaan tidak ada surat resmi pelaksanaan pembongkaran baik dari PT KAI maupun Pemkot Tegal.

“Kami menyayangkan keputusan pemerintah Kota Tegal yang jelas-jelas tidak membela rakyat kecil, namun justru mendukung PT KAI. Pemkot juga tidak mengindahkan keputusan bersama pada saat audiensi dengan pedagang. Saat itu pemkot berjanji tidak akan melakukan penggusuran pedagang dan rumah warga yang ada di Jl Kolonel Sudiarto,” kata Agus dengan nada tinggi.

Mednanggapi aksi tersebut, Wakil Ketua DPRD KH Habib Ali Zaenal Abidin mengatakan, DPRD tidak pernah dilibatkan dalam proses pelaksanaan penggusuran. “Kami melalui pemandangan umum fraksi meminta Pemkot dan PT KAI untuk menata pedagang sebelum proses penggusuran, sehingga tidak merugikan,” ucap KH Habib Ali.

Lebih lanjut politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini mengatakan bahwa selama proses pelaksanaan eksekusi lahan DPRD tidak pernah dilibatkan karena fungsi DPRD hanya memberikan pengawasan. Namun demikian piihaknya akan berkoordinasi melalui rapat khusus dengan Pemkot dan PT KAI terkait tuntutan yang diajukan Warga. “Kami minta masyarakat bersabar supaya ada titik temu,” ujar Habib Ali.

Akbar Budi