blank
Dr Subyakto

SEMARANG (SUARABARU.ID)  – Setelah malang melintang sebagai advocat dan politikus, Subyakto akhirnya mantap memilih dunia bisnis. Pria 58 tahun itu saat ini menjabat sebagai komisaris utama dan pemegang saham pengendali Bank Arto Moro. Bisnis perbankannya berlokasi di Jalan Gajah Semarang.

‘’Tujuan akhir saya memang pas di dunia bisnis. Karena itu, saya tinggalkan dunia pengacara dan politik,’’ ungkap doktor bidang ilmu hukum ini, kemarin.

Byakto, panggilan ayah tiga anak ini, menjadi advokat dari 1992 hingga 2004. Dia lalu terjun ke dunia politik dan memimpin Partai Demokrat Jateng mulai 2004 sampai 2014. Pria yang suka tampil dandy itu menjadi anggota DPRD Jateng dari 2004-2009 dan DPR RI 2009-2014.

‘’Saya menyingkir dari dunia politik karena bertentangan dengan batin saya. Untuk jangka panjang, politik itu tidak pasti,’’ tuturnya.

Byakto menilai tidak ada kedamaian dan kenyamanan di dunia politik. Dia tahu persis romantika dan permainan dalam politik. Selepas merenung, dia mantap untuk menggeluti dunia perbankan.

Kenapa memilih bank? Menurut Byakto, ada tiga filosofi yang dipegangnya, yakni berkelanjutan, bermanfaat, dan kontribusi. Berkelanjutan bermakna bisnis itu berkembang dari kecil menjadi besar; Bermanfaat karena dibutuhkan masyarakat; Yang ketiga tentu dengan berbisnis bisa memberi kontribusi kepada negara berupa pajak.

Pria yang suka menunggangi Harley Davidson ini mengawali bisnis perbankan pada 2008. Dia menyerahkan pengelolaannya kepada profesional. Sayang, orang-orang yang dipercayainya gagal. Pada 2015, bisnisnya malah merugi hingga Rp 11 miliar.

‘’Dari kegagalan itu, saya kemudian terjun langsung dan melakukan pembenahan total dalam manajemen. Target saya adalah menempatkan Arto Moro menjadi sehat dan tumbuh,’’ paparnya.

Upaya recovery yang dikedepankan Byakto perlahan-lahan menemui titik terang. Dari merugi, banknya terus bergerak naik dan benar-benar menjadi sehat. Hingga Februari 2020, aset Arto Moro mencapai Rp 225 miliar.

‘’Kinerja semua elemen di bank kami membuat Arto Moro dianugerahi sebagai bank terbaik dari sisi pertumbuhan oleh Majalah Infobank. Dua kali kami mendapat award itu pada 2016 dan 2017,’’ ujar suami notaris Ria Kusumawardani ini.

Tumbuh Pesat

Pertumbuhan pesat Arto Moro tidak membuat Byakto berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Kantor pusat di Jalan Gajah sudah terasa sesak. Karena itu, mulai 2021 kantor pusat bakal dipindahkan ke gedung baru berlantai sembilan di Jalan Elang Raya.

‘’Jumlah karyawan sekarang 160 orang. Ke depan jumlah itu akan kami tambah menjadi total 300 karyawan,’’ tandasnya.

Byakto menyemangati orang-orang untuk berani menekuni usaha perbankan. Jika dikelola dengan baik dan benar, bisnis bank pasti untung. Saat ini Arto Moro sudah berada di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

‘’Mulai 2016, kami tidak lagi mengurusi pinjaman berskala kecil. Sasaran kami seperti bank umum. Kami siap memberikan pinjaman dalam skala besar dengan syarat dan ketentuan berlaku,’’ jelasnya.

Tentang tokoh idola, pengusaha asal Jepara ini menunjuk Chairul Tanjung, bos Trans Corp. Chairul dinilainya sebagai tokoh hebat yang punya kontribusi tinggi pada negara.

‘’Dengan menjadi pengusaha, saya punya kontribusi kepada negara dengan membayar pajak melalui perseroan terbatas (PT) sebesar 25 persen dan perseorangan 10 persen. Kalau saya tetap jadi anggota dewan, saya cuma tergantung pada uang negara dan sejenisnya,’’ kata Byakto sambil tersenyum. (rr)