blank
Disbudpar Kota Semarang dan SPWO mengumunkan akan menggelar pentas wayang orang putri Kalimasada Murca saat perss conference di Gedung Oudetrap, Kota Lama Semarang, Jumat (28/2/2020).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sahabat Pecinta Wayang Orang (SPWO) kembali menggelar pergelaran Wayang Orang Putri pada 21 Maret 2020 di Semarang. Seni tradisi wayang orang putri sendiri telah bertahun-tahun menjadi concern SPWO supaya lebih dikenal dan diminati masyarakat luas.

Pada Maret 2019 silam, pertunjukan lakon ”Kalimasada Murca” berhasil meraih sukses pada pergelaran kolaborasi Wayang Orang Putri di Gedung Kesenian Jakarta. Tak hanya itu, empat bulan setelahnya pergelaran kembali dihadirkan di kota Bandung dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara, Juli 2019.

Pada tahun ini SPWO berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menampilkan Pergelaran Wayang Orang Putri Extravaganza ”Kalimasada Murca” di gedung pertunjukan Radjawali Jalan Pierre Tendean, Semarang.

Pementasan wayang orang ini akan menjadi kegiatan yang menjadi rangkaian HUT Kota Semarang yang ke-473 serta menampilkan 60 orang penari dan 20 pangrawit, serta bintang tamu spesial yang semuanya perempuan.

”Melihat antusiasme dan sambutan baik penonton di Jakarta dan Bandung, kami di tahun ini datang ke Kota Semarang untuk mendekatkan diri kepada generasi muda (milenial) dengan pementasan ini. Selain itu kami bertujuan memperkenalkan kembali kesenian wayang orang kepada khalayak yang lebih luas,” ujar KRAy. Hendrayani, selaku ketua pergelaran.

”Kalimasada Murca” sendiri berarti hilangnya pusaka pandawa Kalimasada. Kisah ini cukup populer di kalangan pecinta wayang orang. Filosofi ketangguhan para tokoh dalam lakon cerita inilah yang menjadi inspirasi bagi SPWO untuk terus menanamkan rasa cinta tanah air dan perjuangan bagi persatuan bangsa.

“Kami sangat senang, SPWO memilih kota Semarang sebagai destinasi pergelaran wayang orang putri, harapannya kegiatan ini dapat menginspirasi kaum ibu dan remaja putri di Semarang, agar semakin banyak perempuan-perempuan hebat yang melestarikan warisan budaya Indonesia,” kata Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari.

Lebih jauh diharapkan, pergelaran Kalimasada Murca ini dapat memikat milenial dan menjadi tontonan segar, menghibur, dan menarik bagi masyarakat kota Semarang. Apalagi di SPWO sendiri mengkhususkan diri hanya untuk wanita saja, sehingga dalam pergelaran nanti semua pemainnya adalah wanita yang memerankan berbagai karakter wayang orang.

Hery Priyono-Wahyu