blank
Tangkapan layar video bullying siswi SMP di Kudus.

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sebuah video bullying di Kudus menjadi viral di media sosial. Seorang siswi SMP diduga menjadi korban aksi perundungan teman-temannya.

Dalam video yang beredar, korban terlihat menangis di tengah jalan usai dirundung oleh lima temannya. Perekam video yang mendapati aksi perundungan tersebut sempat membubarkan aksi dari para pelaku yang akhirnya kabur dengan menggunakan motor.

Usai ditinggal teman-temannya, korban terlihat menangis sesenggukan. Perekam video kemudian menanyakan apa yang terjadi pada diri si gadis tersebut.

“Sing dianu ndi mau? rene (yang dibully mana tadi? Sini). Ayo neng polisi. Diapakno? Kowe dhewekan?,” tanya seorang perempuan dalam rekaman itu.

Namun gadis itu hanya sesenggukan menangis. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui jika gadis merupakan seorang pelajar di salah SMP di Kudus.

Berdasarkan informasi yang ada, korban dirundung oleh teman-temannya. Bahkan, pelaku yang diketahui merupakan teman sekolah korban, sempat melakukan pemukulan.

Mendapati ada video viral tersebut, jajaran Polres Kudus bersama Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kudus langsung turun tangan, Rabu (26/2). Aparat langsung mendatangi sekolah korban dan pelaku untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

”Mengetahui ada video tersebut, kami langsung berinisiatif turun ke lapangan. Dari hasil mediasi kami, semua pihak sepakat kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan,”kata Ketua JPPA Kudus Noor Haniah

Menurut Haniah, aksi perundungan tersebut terjadi saat korban dan pelaku datang ke jalan Desa Tumpang Krasak, Kecamatan Jati, Kudus, Selasa (25/2)untuk selfie-selfie.

Namun di lokasi kejadian, korban mendapat perundungan dan kekerasan dari para pelaku. “Diduga ini karena rebuatan cowok. Biasa anak muda. Mungkin baru semangat cinta monyet,” jelasnya.

Atas kejadian itu, ia mengimbau kepada keluarga untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Menurutnya, komunikasi antara orang tua dan anak harus terus diperkuat, sehingga keluarga dan anak merasa lebih dekat.

“Pastinya ada latar belakang sampai anak bisa melakukan seperti itu. Dari JPPA akan mendampingi sampai selesai,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus Joko Susilo juga menyebut jika kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaanya. ”Kami sudah datang ke sekolah untuk mengetahui kasus itu lebih lanjut. Sekarang kasusnya sudah selesai,” tandasnya.

Tm/Ab