Konsep Pembangunan Purworejo Bertentangan Dengan Nawa Cita

PURWOREJO (SUARABARU.ID)-Kabupaten Purworejo menjadi salah satu yang akan menggelar Pilkada serentak tahun 2020. Satu-satunya partai di sini yang bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati tanpa koalisi adalah PDIP. Tetapi DPC PDIP Nasdem telah menyatakan siap berkoalisi dengan partai banteng ini yang kabarnya juga akan disusul oleh PKB.

Namun PDIP sendiri belum memperoleh nama yang memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP. Salah satu yang masih menunggu rekom adalah Gunawan, yang mendaftar menjadi bakal calon wakil bupati (AA 2).
“Iformasinya tanggal 20 Maret ada lagi penguman rekom. Ada tiga gelombang pengumuman. Karena kan PDIP partai peserta Pemilu nomor 3,” kata Gunawan, di kediamannya, Desa Sumberejo, Kecamatan Purwodadi.
Meskipun masih menunggu rekom, Gunawan dan juga bakal calon lain tetap melakukan konsolidasi. “Sambil menunggu rekom, persiapan merapatkan barisan, pendukung, bertemu dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi. Hal-hal biasa dan rutin saja,” jelas Kades Sumberejo ini.
Gunawan juga mengkritik kebijakan petahana Agus Bastian dalam menjalankan program pemerintahannya. “Konsep pembangunannya bertolak belakang dengan Nawa Cita Presiden Jokowi. Program pembangunan yang dicanangkan oleh Presiden jelas dari desa jangan dipusatkan di kota. Nah sekarang kan semua berpusat di kota. Pemda dan desa harus sinergi, selama ini kurang sinergi,” kata Kader PDIP ini.
Sebagai contoh, lanjutnya, adalah  pencanangan program Romansa Purworejo 2020 yaitu, program kunjungan wisata yang dinilai belum melibatkan masyarakat desa. Jika desa dilibatkan, harus tahu wisata apa saja yang akan dijual pada wisatawan.
“Saya menampung aspirasi teman-teman kepala desa, secara esensial menjaga harapan teman-teman. Sebetulnya kuncinya diuwongke, bekerja harus nyaman dan bahagia dan lebih transparan. Tujuan saya, apa yang tidak didapat oleh teman-teman saat harus didapat,” lanjut Gunawan.
Gunawan menegaskan bahwa, dapat rekomendasi atau tidak, para calon yang mendaftar dan mengaku kader PDIP harus tetap berjuang memenangkan paslon yang diusung oleh PDIP.
“Kita harus membangun dan memelihara rumah besar PDIP di Purworejo sehingga penghuni akan nyaman. Jangan ada lagi faksi-faksi dalam tubuh PDIP. Selama ini kan kita sudah tahu ‘penyakit’ di PDIP Purworejo, harus diobati,” pungkasnya.
Taletha-Wahyu