blank

Oleh : Ida Musofiana

blankHARI ini, 42 tahun yang lalu, Masjid Istiqlal untuk pertama kali diresmikan menjadi salah satu masjid terbesar di dunia.

Sebagai bagian dari pembangunan Mercusuar yang didirikan oleh Soekarno dengan peletakan batu pertama pada 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW saat itu. Masjid Istiqlal ini berada di Jakarta yang diresmikan bertepatan dengan tanggal 22 Februari 1978.

Jika pergi ke Jakarta, ada 2 (dua) bangunan yang membanggakan dan menjadi sorotan, yaitu Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Memiliki keistimewaan tersendiri dari kedua bangunan tersebut, yang mana kedua bangunan ibadah ini berdiri berdampingan, sekaligus sebagai representasi toleransi.

Selain Monas, di Indonesia juga memiliki bangunan berdaya tarik tinggi sekaligus bersejarah yakni Masjid Istiqlal yang terletak dai Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Masjid Istiqlal dinobatkan masjid terbesar se-Asia Tenggara. Masjid ini mampu menampung kapasitas 200.000 (dua ratus ribu) orang. Dalam struktur bangunan dan cakupan lahan, masjid ini juga menjadi yang terbesar keempat di dunia, dengan luas yang mencapai 95.000 (sembilan puluh lima ribu) m2.

Banyak pemimpin dunia yang sudah mengunjungi masjid ini dalam kunjungan diplomatik mereka, seperti Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama, Pangeran Charles dari Inggris.

Nama Masjid Istiqlal

Nama Istiqlal berasal dari Bahasa Arab yang berarti kemerdekaan. Masjid Istiqlal merupakan masjid negara, sebagai masjid yang mewakili umat Islam di Indonesia, sekaligus menggambarkan semangat perjuangan meraih kemerdekaan.

Masjid ini dibangun sebagai wujud rasa syukur mayoritas masyarakat beragama Islam sebagai berkat dan rahmat dari Allah Subnahu wata’ala. Masjid ini terdiri dari 5 (lima) lantai, memiliki menara Minaret (tempat muadzin mengumandangkan adzan) dengan tinggi 6.666 cm, dimana angka tersebut sesuai dengan jumlah ayat dalam Alquran.

Kubah masjid juga memiliki filosofi tersendiri. Kubah terbesar yang menjadi pusat masjid berdiameter 45 meter, kubah yang lebih kecil berdiameter 8 meter. Di atasnya, terdapat bulan bintang yang tingginya mencapai 17 meter. Kubah tersebut sering dijadikan simbol nasionalisme, yang membentuk tanggal kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Pernah Mendapat Teror Bom

Pada tahun 1999 tepatnya hari Senin tanggal 19 April, sekiranya pukul 15.20 WIB sebuah bom meledak di area Masjid Istiqlal. Ledakan tersebut menyebabkan tembok masjid retak dan puluhan jendela mengalami kerusakan.

Beberapa kali Masjid Istiqlal juga menjadi serangan teror kelompok militan. Karena kejadian tersebut, masjid terus direnovasi dan diperketat keamanannya. Saat ini Masjid Istiqlal masih berdiri kokoh dan sering menjadi pusat kegiatan penting keagamaan.

Salah satu daya tarik dalam Masjid Istiqlal yaitu adanya bedug raksasa seberat 2,3 ton. Pnjangnya 3 meter dengan diameter 2 meter dibagian depan, sementara diameter 1,7 meter dibagian belakang. Bedug raksasa terbuat dari kayu meranti yang usianya mencapai 300 (tiga ratus) tahun berasal dari hutan di Kalimantan Timur.

Ide Pembangunan dan Arisek

Ide pembangunan Masjid Istiqlal pertama kali dicetuskan oleh K.H. Abdul Wahid Hasyim menteri Agama saat itu. Beliau juga ayah dari Gus Dur, usulan beliau ini mendapat dukungan banyak ulama’ saat itu yakni H. Agus Salim, H. Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan.

Sebanyak 300 (tiga ratus) ulama’ membahas ide pembangunan Masjid Istiqlal ini di bawah pimpinan K.H. Taufiqurrahman. Rencana pembangunan Masjid Istiqlal mendapat dukungan dari Presiden Soekarno.

Berbicara siapa arsitek yang membangun masjid ini? Jawabannya adalah Frederich Silaban, ia bersaing dengan 30 (tiga puluh) arsitek lainnya sebelum akhirnya dipilih sebagai pemenangnya. Presiden Soekarno sebagai Ketua Dewan Juri perancangan arsitektur Masjid Istiqlal memilih karya Feredrich Silaban yang berjudul “Ketuhanan”.

Ia seorang arsitek otodidak yang berasal dari Sumatera Utara sekaligus seorang Pendeta yang beragama Kristen Protestan. Hasil karya desainnya di antaranya Monumen Nasional (Monas), gedung BNI 46. Sktesa Masjid Istiqlal menjadi hadiah/kado bagi Indonesia setelah memperoleh kemerdekaan.

(Ida Musofiana, pengajar Fakultas Hukum Unissula Semarang)