blank
INSPEKSI: TPID Provinsi Jateng saat melakukan inspeksi harga bawang putih di Pasar Johar, Semarang. Foto: hery Priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng, melakukan inspeksi harga bawang putih ke sejumlah pasar dan distributor, Senin (10/2/2020). Hasilnya, harga bumbu dapur yang sempat mencapai Rp 50 ribu per kilogram itu, kini beringsut turun.

Tim yang terdiri dari Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Perwakilan Bank Indonesia dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, pertama kali menyambangi pedagang di penampungan pedagang Pasar Johar.

BACA JUGA : Dubes Prancis Tawari Ganjar Buka Warung Kopi di Paris

Di tempat itu, TPID menemukan fakta, bawang putih yang mulanya dijual Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram, kini harganya justru turun, menjadi Rp 29 ribu per kilogram.

Hal itu diungkapkan seorang pedagang Narti. Menurutnya, penurunan harga itu mulai berlaku pada Senin (10/2/2020). Dia mengaku sempat kaget, lantaran pada hari Sabtu (8/2/2020) lalu, harga bawang putih masih Rp 45 ribu rupiah. Hal serupa dikatakan Giyarto, seorang pemasok bawang yang berjualan di los E 18.

Menurutnya, turunnya harga bawang diinformasikan dari distributornya di Surabaya.
”Informasi dari Surabaya sudah mulai turun harganya. Jadi di sini ya menyesuaikan saja harganya, sekitar Rp 35 ribu per kilogram. Dua minggu kemarin harganya masih sekitar Rp 45-46 ribu per kilogram,” ungkap dia.

Dari kondisi ini, Giyarto mengaku mengalami kerugian. Karena stok yang dia jual hari ini dibelinya dengan harga lumayan tinggi. Namun dia menyadari, hal itu bagian dari bisnis. ”Stok punya saya kemarin beli awal Februari, harganya ya masih tinggi. Sekarang harganya turun. Ya seperti itu biasa, dulu pernah seperti ini juga,” tuturnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Jateng Mohammad Santoso menyatakan, inspeksi dilakukan menindaklanjuti kenaikan bawang putih beberapa hari belakangan. Dia menyebut, kenaikan harga bawang putih dikarenakan isu virus Corona. ”Namun hal itu tak terbukti. Kemarin ada rapat di Jakarta rekomendasi impor sudah dikeluarkan. Dan dengan itu, harga sudah berangsur-angsur turun,” kata dia.

Terkait dengan kecukupan stok bawang putih, Santoso mengungkapkan tidak ada kekhawatiran soal itu. Lantaran, pengadaan impor sudah ditentukan dari pusat, terkait kebutuhan untuk tiap-tiap daerah. Menjawab adanya keluhan pedagang, Santoso menjelaskan, itu adalah bagian dari mekanisme pasar.

blank
TIMBUN: Stok bawang putih dipastikan tidak ada penimbunan. Foto: hery priyono

Cek Fisik

Sedangkan Kasi Karantina Tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang, Cisilia Tri widiyanti menambahkan, bawang putih yang beredar di Jateng sudah melalui tahap pemeriksaan. Dia memastikan, komoditas ini terbebas dari penyakit.

”Pintu masuk bawang putih di Jateng masuknya lewat Surabaya. Barang yang sudah dikeluarkan, sudah dicek fisik maupun uji laboratorium. Virus Corona belum sentuh barang holtikultura,” paparnya.

Kasubdit Industri, Perdagangan dan Investasi Ditreskrimsus Polda Jateng AKBP Benny Setyowadi menyebut, masyarakat tak perlu khawatir terkait harga bawang putih. Dari pantauan, harga bawang sudah berangsur normal.

”Sampai saat ini belum ada indikasi penimbunan. Stok masih aman, harga pun stabil. Kami dari Satgas Pangan akan terus melakukan pemantauan. Hingga saat ini, belum ditemukan indikasi ada penimbunan,” pungkasnya

Hery Priyono-Riyan