blank
ULAR TANGGA: Para penyandang disabilitas intelektual, saat mengikuti permainan Ular Tangga Pemilu, yang dilaksanakan KPU Kabupaten Temanggung. Foto: Yon

blankTEMANGGUNG (SUARABARU.ID)– Komisi Pemilhan Umum (KPU) Kabupaten Temanggung, memberikan pendidikan pemilih bagi para penyandang disabilitas intelektual penerima manfaat, di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini, Temanggung.

”Pendidikan pemilih bagi penyandang disabilitas intelektual ini kami kemas dalam suatu permainan ular tangga pemilu,” kata anggota KPU Kabupaten Temanggung, Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, Henry Sofyan di sela-sela kegiatan itu, Kamis (6/2/2020).

BACA JUGA : Pemkab Karanganyar Targetkan Kunjungan 3,5 Juta Wisatawan

Dia menambahkan, dalam permainan itu, sebagian dari penerima manfaat di BBRSPDI yang berjumlah 72 orang, secara bergantian menjadi anak dadu permainan ular tangga berukuran 4×4 meter. Mereka juga silih berganti menjadi pelempar dadu seukuran bantal.

Menurutnya, untuk memainkan ular tangga pemilu ini, para penyandang disabilitas dibagi dalam dua kelompok, Tim Pemilu Yes dan Tim Golput No. ”Anggota dari setiap tim yang ditugaskan turun ke lapangan, lalu saling bersaing guna lebih dahulu mencapai kotak angka 100 atau finish,” katanya.

Dikatakan dia, selain berbeda dalam ukurannya, dalam permainan ular tangga pemilu dengan ular tangga yang biasanya yakni, orang yang menjadi anak dadunya. Lalu pada setiap kotak yang ada gambar tangga dan gambar ular, terdapat kata-kata yang berkaitan dengan pembelajaran pemilu. Seperti kotak nomor tiga yang berbunyi “terdaftar di DPT”, selanjutnya kotak itu dihubungkan dengan tangga ke kotak nomor 21, yang terdapat kata “berhak memilih” dan lainnya.

Sedangkan untuk antar-kotak yang dihubungan dengan ular, kata-katanya antara lain, “belum 17 tahun atau nikah”, “tak penuhi syarat”, “merusak surat suara”, “pilihan tidak sah”, “ujaran kebencian sara hoaks”, “ancam persatuan kesatuan”, “suap politik uang”, “pemimpin korup”, “politik uang”, “pidana penjara”, “mencoblos lebih dari sekali”, “penjara”, dan sebagainya.

Dipahami

”Ketika ada pemain yang dari hasil hitungan lemparan dadunya mendapati kotak yang ada gambar tangga atau ularnya, pemandu permainan kemudian akan menanyakan maksud atau hubungan kata-kata yang ada di dua kotak itu. Jika jawabannya benar atau masuk akal, yang bersangkutan mendapat hadiah,” ujarnya.

Diungkapkan juga, kendati mengalami disabilitas intelektual, namun permainan itu bukan hal sulit bagi mereka. Bahkan beberapa di antara mereka mengaku, sejak kecil telah mengenal permainan ular tangga, yang tata cara permainannya serupa dengan ular tangga pemilu.

Henry menyebutkan, kegiatan di BBRSPDI ini, merupakan bagian dari pendidikan pemilih, yang dikemas dalam bentuk permainan. Sehingga bisa menarik dan menggembirakan pesertanya. ”Dengan peserta tertarik dan bergembira, kami berharap materi pendidikan pemilih akan berkesan, bisa dipahami dan dipedomani,” tukasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BBRSPDI, Langgeng Setiawan berharap, hasil kegiatan pendidikan pemilih ini, dapat menjadi bekal para penerima manfaat, ketika menggunakan hak pilihnya pada pilkada atau pemilu nanti. ”Terlebih sesuai ketentuan, penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam menggunakan hak pilihnya,” tandas dia.

Yon-Riyan