blank
PCNU Wonosobo melaunching Koin Muktamar NU di sela-sela acara Silatkab 2 yang digelar di GOR Poedjiharjo Kampus 2 Unsiq Jateng di Wonosobo. Foto SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARBARU.ID)-Pengurus Cabang Nahlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Wonosobo melaunching Koin Muktamar NU di Gedung Olah Raga (GOR) Poedjiharjo Kampus 2 Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo di Krasak Mojotengah Wonosobo, Jumat (31/1) menjelang petang.

Launching Koin Muktamar ke-94 yang akan digelar di Lampung dibarengkan dengan peringatan Hari Lahir (Harlah) NU dan Silaturrahmi Kabupaten (Silatkab) 2 Kader Penggerak NU Wonosobo yang diikuti seribu lebih warga nahdliyin.

Peluncuran Koin Muktamar NU ditandai dengan doa bersama yang dipimpin KH Muh Adib (musytasar NU) bersama KH Hakim Idris (Katib), Sekretaris PWNU Jawa Tengah KH Hudalloh Ridwan dan Ketua PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq Alh MPdI.

Setelah dilakukan doa bersama, keempat tokoh NU tersebut mengawali gerakan Koin Muktamar dengan memasukan sejumlah uang ke dalam kotak yang sudah disediakan. Kotak kemudian secara bergiliran diisi oleh pengunjung yang hadir.

Beberapa kiai dan tokoh NU hadir dalam kesempatan tersebut seperti KH Muh Adib, KH Muh Zuhri, KH Abdullah Mubarok, KH Abdurrahman Effendi, Gus Mauludin Fanani, Gus Fadlun Sy, dr Danang Sananto Sasongko, H Slamet Riyadi, H Mundakir dan H Mahbubillah.

Program Koin Muktamar NU akan terus dilanjutkan hingga menjelang pelaksanaan. Gerakan tersebut dilakukan bersamaan kegiatan NU baik di tingkat Ranting, MWCNU, PCNU hingga Badan Otonom NU. Hasil pengumpulan koin akan dimanfaatkan untuk kegiatan Muktamar NU.

Konsolidasi Organisasi

blank
Sejumlah kader penggerak NU tampak bersemangat ketika mengikuti Silatkab 2 PCNU Wonosobo dan menyanyikan lagu Yaa Lal Wathan. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Ketua PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq Alh MPdI mengatakan kenapa perlu ada jamiah (organisasi) NU, kenapa warga NU perlu berkumpul dan kenapa kekuatan NU perlu dibangun. Semua karena didasari rasa cinta kepada NU yang telah dirikan ulama.

“Sebetulnya kita yang butuh NU atau NU yang butuh kita,” tanya Dr KH Ngarifin Shidiq Alh MPdI yang juga menjabat Ketua Senat Universitas Sains Al Quran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo itu. “Kita yang butuh NU,” jawab kader NU serentak.

Sekretaris PWNU Jawa Tengah KH Hudalloh Ridwan saat memberikan sambutan mengatakan organisasi NU ke depan akan semakin kuat meski kerap difitnah dan menghadapi berbagai tantangan global. Missi membela agama sekaligus negara tidak mudah.

“NU harus menjadi garda terdepan dalam menegakan NKRI. Bagi NU NKRI itu harga mati.

Tidak ada satu pun pihak yang bisa mengganggu kedaulatan NKRI. Kiai dan santri dulu mati-matian merebut NKRI dari penjajah, kini harus dirawat dan dijaga,” tegasnya.

Konsolidasi organisasi, tambahnya, harus dilakukan oleh NU. Organisasi NU akan kuat jika konsolidasi berjalan. Kekuatan NU akan datang jika warga nahdliyin bersatu.

Setiap warga NU harus tetap menjaga persatuan, kesatuan, solidatas dan kekompakan.

“Warga NU harus sering ketemu. Ngopi bareng membangun suatu gerakan. Jangan gadaikan NU dengan apapun. Semua harus menyatu. Jangan biarkan ambisi politik berkeliaran. Beda pendapat itu boleh, tapi kalau sudah membahayakan NU, harus dihentikan,” lontarnya.

Muharno Zarka-Wahyu