blank
Penasihat Yayasan Tri Bakti Kota Magelang, David Hermanjaya (Liem Wan Kin, kiri -red) didampingi Ketua Yayasan Tri Bakti, Paul Chandra Wesi Aji mengetuk pintu Tempat Ibadah Tri Dharma Liong Hok Bio, menandai malam pergantian tahun Imlek. Foto: Suarabaru.id/ Yon

blankMAGELANG (SUARABARU.ID)-Tradisi tutup dan buka pintu kelenteng menandai malam pergantian tahun baru Imlek 2571/ 2020 di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang,Jumat (24/1).

Tradisi “tutup pintu” tersebut dilaksanakan 15 menit sebelum malam pergantian tahun atau Jumat ( 24/1)  pukul 23.45 WIB. Kemudian, tepat pukul 00.00 WIB, pintu utama Kelenteng Liong Hok Bio dibuka kembali ditandai dengan mengetuk pintu oleh  Penasehat Yayasan Tri Bakti, David Hermanjaya ( Liem Wan Kin) dan Ketua Yayasan Tri Bakti, Paul Chandra Wesi Aji.

“Tradisi tutup pintu  dan buka pintu klenteng tersebut sebagai salah satu simbolisasi menutup lembaran hidup tahun sebelumnya dan membuka dengan semangat yang baru,” kata Liem Wan King di sela-sela kegiatan tersebut.

Sebelumnya, ratusan umat Tri Dharma melaksanakan Sembahyang Ti Sik (tutup tahun) atau sembahyang menjelang tahun baru Sin Cia 2571/ 2020  yang dilaksanakan tepat pukul 22.30 WIB.

Pada sembahyang tersebut, para warga keturunan Tionghoa juga menyalakan  lilin  dalam berbagai ukuran serta diletakkan di depan kelenteng. Selain itu juga membakar Hiong Swa (dupa) yang  mereka persembahkan ke tempat klenteng  tersebut.

Setelah sembahyang Ti Sik, para umat diberi kesempatan untuk menulis doa- doa di atas kertas berwarna kuning dari Hok Tek Cing Sin (Dewa Bumi) untuk  menyertakan doa-doanya agar dikabulkan sepanjang tahun yang baru. “Doa-doa yang ditulis di secarik kertas tersebut berisi doa dan harapan dari para umat di tahun baru ini,” katanya.

Sembahyang tidak berhenti begitu saja, melainkan setelah sembahyang awal tahun, masih dilanjutkan dengan acara Pai Cia bersama dan doa bersama menyambut  Dewa Rejeki (Ciek Jay Sen) serta pembagian berkah berupa air dan makanan. Kedua berkah itu sebelumnya sudah diberkati di kelenteng.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, upacara sembahyang jelang tahun baru Imlek tersebut, menjadi daya Tarik bagi masyarakat Kota Magelang dan sekitanya untuk mendatangi kelenteng yang pernah terbakar pada 2014 silam.

Mereka sejak sore  hari, telah memadati halaman kelenteng untuk menyaksikan kesenian khas etnis Tionghoa,  yakni Barongsay dan Liong Samsi.

David Hermanjaya menambahkan, setelah sembahyang Imlek, umat Tri Dharma kembali akan melaksanakan sembahyang tiga hari setelah Imlek, yakni Sembahyang Pudunan( Toa Pekong turun ke bumi) yang akan dilaksanakan pada Selasa (28/1).

Menurutnya, Sembahyang Pudunan tersebut yakni, sembahyang untuk   para dewa-dewi yang baru saja memberikan laporan pada Tuhan, kembali turun ke bumi. “Setelah sembahyang Pudunan, para umat kembali melakukan sembahyang. Yakni Sembahyang Besar  kepada Tuhan Yang Maha Esa ( King Thi Kong) yang akan dilaksanakan Sabtu dan Minggu (1-2/2),” katanya.

Ia menjelaskan, sebagai puncak acara Imlek 2571 , TITD Liong Hok Bio Magelang akan melakukan kirab Cap Go Meh pada 8 Februari mendatang . Adapun rute yang akan dilewati yakni  menyusuri jalan-jalan di kawasan Pecinan Kota Magelang. Yakni, Jalan Pemuda,Jalan Mataram, Jalan Sriwijaya, Jalan Majapahit, Jalan Sigaluh dan kembali ke kelenteng.

Kerja Keras

Di sisi lain, David Hermanjaya berharap  di tahun baru Imlek 2571/ 2020 yang bertepatan dengan Shio Tikus Logam,  perekonomian masyarakat Indonesia lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya dan bisa meningkat sedikitnya 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, untuk mencapai harapan tersebut diperlukan kerja keras dan semangat yang tinggi “Karena, shio tikus mempunyai sifat yang pintar akalnya dan logam bersifat keras. Untuk mencapai hal itu, maka diperlukan kerja yang keras dan semangat yang tinggi,” ujarnya.

Yon-trs